Monday, 29 April 2013

MANFAAT NIPAH



  (Nypa  fruticans)



Nipah (Nypa fruticans)
               Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh dilingkungan hutan mangrove atau daerah pasang surut dekat tepi laut. Di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama (dalam bahasa Inggris) Attap palm (Singapura), Nipa palm (Filipina), atau umumnya disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota genus Nypa. Juga merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove (Ditjenbun, 2006). Dalam zonasi kelompok mangrove, nipah menduduki habitat agak kedalam. Nipah hanya tumbuh subur disepanjang daerah pasang surut dekat dengan pantai dan ditepi muara sungai atau rawa-rawa air payau. Di tempat-tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di belakang lapisan hutan mangrove, kurang lebih sejajar dengan garis pantai. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering sementara air surut (Mangrove Information Centre, 2009).
            Morfologi tanaman nipah menurut Yusni Bandini (1996) adalah sebagai berikut:
Kingdom               : Plantae
Divisio                   : Magnoliophyta
                   Sub division          : Liliopsida
                   Class                     : Arecales
                   O r d o                   : Aracaceae (palmae)
                   Familia                  : Nipoideae
                   Genus                    : Nipa
                   Spesies                 : Nypa fruticans
                Tanaman nipah tumbuh berumpun dengan batang yang sangat pendek sehingga yang terendam oleh lumpur. Hanya roset daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak seoalah-olah tak berbatang. Secara keleluruhan tanaman nipah dapat mencapai tinggi hingga 8 m. Anak daun berbentuk pita memanjang dan meruncing dibagian ujung. Panjang anak daun dapat mencapai 100 cm dan lebar daun 4-7 cm. Daun nipah yang sudah tua berwarna hijau, sedangkan daunya yang masih mudah berwarna kuning menyerupai janur kelapa . Akar serabut dapat mencapai panjang 13 cm dan memiliki akar yang sangat labil sehinggah rumpun-rumpun nipah mudah di hanyutkan oleh air (Baharuddin, 2009).Sebaran jenis tanaman ini utamanya di daerah equator, melebar dari Sri Langka ke Asia Tenggara hingga Australia Utara. Luas areal pertanaman nipah di Indonesia diperkirakan 700.000 ha, terluas dibandingkan dengan Papua Nugini (500.000 ha) dan Filipina (8.000 ha) (World Agroforestry Center, 2008). Sedangkan populasi tanaman nipah diperkirakan tidak kurang dari 8000 pohon setiap hektar, sehingga jumlah keseluruhan tanaman nipah di Indonesia sekitar 5.600 juta pohon (Bandini, 1996).

 Morfologi
          
  1.Buah Nipah

            Buah nipah berbentuk gepeng dengan 2-3 rusuk dengan warna coklat kemerahan, terkumpul dalam kelompok rapat menyerupai bola berdiameter sekitar 13 cm. Struktur buah mirip dengan buah kelapa, dengan eksokarp halus, mesokarp berupa sabut, dan endokarp keras yang disebut tempurung. Biji dilindungi oleh tempurung dengan panjang antara 8-13 cm dan berbentuk kerucut. Dalam satu tandan buahnya dapat mencapai antara 30-50 butir, berdempetan satu dengan yang lain membentuk kumpulan buah bundar  (Mangrove Information Centre, 2009).
             Tandan buah nipah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran: diameter kepala buah: sampai 45 cm. Buah nipah muncul dari tangkai bunga yang biasanya akan  tumbuh sampai menyentuh lumpur, ketika masak kepala buah akan terpecah menjadi buah-buah yang terpisah secara individu (Ang, 2010).
          Kulit pada buah nipah yang tua cenderung keras, sehingga sering tidak dimanfaatkan. Padahal kulit buah nipah ini memiliki kandungan 50,5% serat kasar 9, 77% kandungan air dan kandungan lemak sebesar 0,6% pada setiap butir buah nipah tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa buah nipah yang sudah tua memiliki serat yang cukup tinggi (Hidayat, 2006).
           Karakteristik kandungan serabut kulit buah nipah tua dapat dilihat pada Tabel 1.

            Tabel 1. Komposisi kandungan serat kulit nipah

Kandungan
Jumlah (%)
Selulosa
36,5
Hemiselulosa
21,8
Lignin
27,3
Abu
8,1
Ekstraktif
0,8

Sumber : Tamunaidu P dan Shir (2010).

           2. Pelepah Nipah
            Tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Pelepah daun nipah juga mengandung selulosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (bubur kertas). Selain itu pelepah nipah juga dapat digunkana sebagai bahan baku particleboard yang berkualitas baik karena warnanya khas dan menarik (Mangrove Information Centre, 2009). Setiap batang nipah biasanya terdiri atas 3-5 tangkai atau pelapah daun dengan panjang antara 5-7 m. Setiap pelepah daun rata-rata mempunyai 25-100 helai anak daun yang bertulang seperti daun aren atau kelapa (Baharuddin, 2009).
            Karakteristik kandungan serat pelepah nipah dapat dilihat pada Tabel 2.
                Tabel 2. Komposisi kandungan pelepah nipah

Kandungan
Jumlah (%)
Selulosa
42,22
Lignin
19,85
Abu
4,06
Panjang serat (mm)
1,06
                                           Sumber : Akpakpan et al,.(2011).



Zona Pertumbuhan Nipah (Aspek Ekologi)

          Substrat tumbuh nipah berupa tanah halus, Derajat keasaman (pH) yang sesuai antara 6 - 6,5, Kondisi suhu lingkungan yang cocok berkisar 20o-35o C. Suhu rendah sangat mempengaruhi pertumbuhan nipah karena tanaman nipah sangat toleran terhadap suhu (Bandini, 1996) pengaruh terhadap suhu rendah akan mengakibatkan nipah sulit untuk berbunga dan berbuah. 
             Menurut Matthijs (1999), konsentrasi sulfida tanah dan salinitas menyebabkan perbedaan struktur dominasi vegetasi mangrove. Pada penelitian yang dilakukan oleh siddiqi, 1995 diketahui bahwa salinitas pada zona mangrove terbagi tiga yaitu salinitas rendah berada pada kadar <20>. Sedang antara 20-40 mmosh/ cm3 dan salinitas kuat berada pada >40 micromhos/ cm3 nipah tumbuh pada kadar salinitas antara 50-100 mmosh/cm3, Kadar salinitas tinggi akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil serta produksi malai dan buahnya menjadi rendah (bandini, 1996). Nipah digolongkan zona transisi dari pantai ke hutan dataran rendah.(Milantara, 2006). Berdasarkan penelitian oleh Kathiresan 2001, tempat tumbuh tanaman nipah digolongkan pada zona   berikut :
  1.        Hutan mangrove pinggiran (fringing mangrove forest) . Berada di sepanjang perbatasan garis pantai banyak dipengaruhi oleh jangkauan pasang surut, mudah tekena erosi dan akan lama untuk kembali ke bentuk daratan semula jika terpapar ombak besar saat terjadi pasang surut.
  2.         .Hutan mangrove sungai (riverine mengrove forest): Merupakan bagian terlebat pada mangrove yang ada di sepanjang sungai dan anak sungai. Zona hutan mangrove ini banyak dilewati ari segar dalam jumlah besar berupa air tawar yang akan menuju laut sepanjang sungai, aliran air membawa tanah yang mengendap membentuk endapan liat berupa tanah alluvial mengandung banyak nutrisi yang membuat tegakan vegetasi lebih tinggi dan tumbuh dengan cepat

             Cara Penyadapan Nira Nipah 
           Waktu penyadapan yang paling baik adalah pada saat buah belum menjadi tua (buah nipah masih muda) pada saat itu nipah sedang aktif mengumpulkan bahan makanan untuk pembentukan biji. Bunga nipah biasanya muncul pada bulan Februari, Maret, Agustus dan September, setelah 4 - 5 bulan kemudian baru dapat di lakuhkan penyadapan (Ariez, 2010). Setelah tanda bunga nipah dipilih, selanjutnya tangkai tandan tersebut di lilit dengan rotan tipis sampai menutup bagian yang besar dan tangkai bunga yang akan di sadap. Setelah di balut dengan rotan tipis tandan nipah di goyangkan ke atas dan ke bawah, masing-masing 12x, kemudian di goyangkan ke kiri dan ke kanan masing-masing 12x penggoyangan tandan nipah ini harus di lakuhkan pelan-pelan dan dengan irama yang tetap, selanjutnya tangkai tandan di tepuk-tepuk dengan tangan masing-masing 18x tepukandengan tangan kosong dan dengan irama yang tetap mulai dari pangkal tandan sampai ke ujung tangkai buah. Selanjutnya pangkal tandan di tendang-tendang dengan telapak kaki sebanyak 4x, sambil di tekan dengan telapak kaki, pangkal tandan di lenturkan ke bawah secara pelan-pelan, kemudian di ikat dengan tali supaya tetap melengkung. Perlakuan menggoyang goyang tangkai ke atas, bawah, kanan dan kiri, memukul dengan tangan pada ke empat sisinya dan menekan dengan telapak kaki pada pangkal tandan tersebut di lakuhkan setiap hari selam 3 hari ber turut-turut, setelah di istirahatkan selama 2 sampai 3 hari, kemudian di ulangi lagi dengan perlawanan yang sama sampai seminggu menjelang di lakuhkan penyadapan. Waktu penyadapan yang tepat ditandai dengan, adanya warna kuning ke hijau-hijauan pada tangkai tersebut setelah di lakuhkan. Nira Nipah berkualitas bagus, diperlukan waktu antara 20 hingga 25 hari (Hadi, 2011). Selama waktu persiapan penyadapan hingga proses penyadapan, tangkai malai harus dibungkus dengan pelepah kelapa atau lumpur agar tidak kering dan nira masih tetap muncul selama 3 bulan (Daryono, 2010). Tanaman nipah yang siap sadap berpotensi disadap selama 3 bulan (Rahman, 2011). Saat mencapai waktu satu bulan terakhir selama 2 minggu tanaman nipah diberi perlakuan penggoyangan secara horizontal ke kiri dan ke kanan paling sedikit 5 kali ke kiri dan ke kanan dengan interval waktu seminggu 2 kali. hasil potensi nira rata-rata sebanyak 1 liter/hari, dari hasil pengamatan dan wawancara menunjukan bahwa penyadapan nira pohon nipah dengan intensitas 2 kali sehari, dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore dan jam 6 sore sampai jam 6 pagi esok harinya, diperoleh hasil 0,5 - 1 liter per sekali sadap. Jadi dalam sehari dapat mencapai 1 - 2 liter nira Kemudian nira diambil dan dipasang lagi esok hari diambil jam 6 pagi. (Daryono, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, 2003 tanaman nipah memiliki hasil volume nira yang berbeda dalam interval umur tertentu produktivitas nira nipah dapat dilihat pada Tabel di Bawah ini.  

               Tabel Produksi tanaman nira nipah berdasarkan umur pohon
Age class
Nira (ml/tangkai/hari)
0–4
0
5–8
800–1000
9–12
1500–1900
13–15
1000–1200
>15
600–700
(Sumber : Ahmed, 2003).

Jika ditelaah lebih dalam mengenai manfaat pertanian nipah, maka nipah akan memberikan banyak manfaat dan tidak mengganggu lahan pertanian, karena secara ekologi habitatnya tidak bersaing dengan lahan pertanian dan pertumbuhannya dapat dikendalikan (Koji, 2011). Keunggulan nira nipah ada pada komposisinya yang mengandung kadar gula (brix) 15-17%, sukrosa 13-15%, gula peredukasi 0,2-0,5%, dan abu 0,3%-0,7%. Pemanfaatan nira nipah sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi berbagai produk gula seperi gula merah, gula semut, dan gula pasir, selain itu nira nipah juga dapat diolah sebagai minuman, cuka dan alcohol (Bandini, 2006).
 
Luas Tanaman Nipah di Indonesia
Nipah termasuk tanaman sejenis palem (palma) yangtumbuh di rawa-rawa atau muara-muara sungai yang berair payau. Di Indonesia, luas daerah tanaman nipah diperkirakan 700.000 ha. Penyebarannya meliputi wilayah kepulauan Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Populasi tanaman nipah diperkirakan sekitar 8.000 pohon/ha dan diperkirakan total populas nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon (Bandini, 1996). Wilayah kepulauan di Jawa Timur yang memiliki persebaran tanaman nipah yang cukup baik adalah Pulau Bawean dengan luas hutan nipah 280 hektar
 






No comments:

Post a Comment