Saturday, 26 September 2015

BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN (TIMUN)


TIMUN HIJAU
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah tanaman herba yang yang tumbuh menjalar dan merambat yang masuk dalam famili cucurbitae. Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar, daun lebar berlekuk menjari dan dangkal berwarna hijau muda dan tua. Mentimun merupakan tanaman yang sering dibudidayakan petani yang memiliki nilai ekonomis yang lumayan menjanjikan. Kebanyakan petani menanam mentimun setelah tanaman utama: seperti cabai, melon, dll. 

Mentimun biasanya ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija atau  sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun

Dalam budidaya mentimun masalah yang dihadapi adalah karena sebagian besar tanaman mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan dengan bunga betina sehingga produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan pemupukan yang berimbang, dan pemangkasan untuk merangsang terbentuknya hormon. Untuk memacu pertumbuhan tanaman mentimun diperlukan unsure NPK dimana N akan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan pemupukan akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif. 

Mentimun merupakan komoditas pertanian yang memiliki harga yang fluktuatif. Tanaman mentimun merupakan tanaman semusim yang mudah dibudidayakan dan dapat menghasilkan timun yang maksimal  tentu dengan cara dan metode budidaya yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang bagaimana teknis dan metode yang tepat menanam mentimun, sehingga menghasilkan mentimun yan baik, hasilnya maksimal dan bernilai.  

Percobaan ini dialaksanakan dengan beberapa tahapan yang terdiri dari:

1 Persiapan Lahan
  
Pemlihan lokas
 Memilih lokasi yang memiliki tanah subur, lahan terbuka / tidak ternaungi, pH 6-7, cukup air.

Pengolahan Lahan 
Lahan dibajak menggunakan hand traktor sebanyak 2x, ditambah pupuk kandang kemudian dirancah dan digaru. Dibuat bedengan dengan tinggi ±30 cm lebar 1 m kemudian ditambahkan NPK serta dolomite disusul pemasangan mulsa dan pemberian lubang tanam dengan jarak tanam 50 x 60 cm.

1.      Persemaian
Sebelum semai benih direndam atonik 1 jam dan diperam selama 1 x 24 jam diletakkan dikotak inkubasi. Setelah kecambah benih ditanam pada tray / media semai. Disiram pagi dan sore serta pengendalian HPT 1x. Bibit disemai selama 5-6 hari

1.      Penanaman
Lubang ditugal serta diberikan fungisida dan furadan sesuai dosis. Bibit ditanam setelah berumur 5 – 6 HSS, jarak tanaman 50 x 60 cm, jumlah 1 bibit / lubang tanam, setelah itu disiram dan diberi ajir.  

 Pemasangan lanjaran 
Lanjaran dipasang setelah tanaman umur 4 HST dengan bentuk tegak sirkulasi udara baik, dan posisi cabang tidak saling menaungi, disusul pemasangan gawar.  

 Pewiwilan 
Pewiwilan dialkukan mulai umur 10-15 HST, diwiwil hingga ruas ke-5, tujuannya agar buah dapat terbentuk sempurna.  

Penyiangan dan Pemangkasan 
Penyiangan dilakukan ketika gulma mulai tumbuh diekitar tanaman sesuai kondisi lapang, dan pemangkasan dilakukan ketika daun tua/ terserang penyakit

Pemupukan 
Pemupukan dilakuakan sebelum tanaman menggunakan pupuk kandang 12 kg/plot, dolomit secukupnya dan NPK mutiara 15 g/lubang. Pemupukan pertama diberikan saat umur 7 HST dengan NPK mutiara 10 g/tan ditambah KNO3 Merah 10 g/L dikocor, pada umur 14 dikocor KNO3 Merah 3 g/L, pada umur 21 diberikan NPK mutiara 15 g/tan dan dikocor KNO3 Merah 20 g/L, pada umur 28 HST dikocor dengan KNO3 Putih 3 g/L, pada umur 35 HST dipupuk dengan NPK mutiara 20 g/L dan dikocor dengan KNO3 putih 20 g/L. disamping itu diberikan pupuk daun mamigro 2 cc/l umur 21-35 HST dan disemprot ZPT hopsanol 2cc/l umur 7-14 HST.

Pengairan  
Pengairan dilakukan dengan menggenangi setengah bedengan saat umur 7 dan 22 HST disesuaikan dengan kapasitas lapang 

1 comment: