Tepung tapioka di pasaran sering
dikenal dengan nama tepung kanji merupakan tepung yang terbuat dari ubi kayu /
singkong. Pembuatan tepung kanji dilakukan dengan cara memarut singkong
kemudian diperas, dicuci, diendapkan, diambil sari patinya, lalu dijemur /
dikeringkan. Sifat tepung kanji apabila dicampur dengan air panas akan menjadi
liat / seperti lem (Malo, 2004). Pemakaian
tapioka pada pembuatan kertas berkisar antara 1-5% dari berat pulp kering oven, serta tergantung pada
jenis dan prosentase bahan penolong lainnya.
Lem kanji memiliki karakteristik viskositas rekat tinggi, kejernihan
tinggi dan stabilitas pembekuan tinggi (Kristanto, 2007). Lem kanji merupakan
perekat nabati yang terpenting, dimana dapat dibuat dengan cara yang paling
sederhana yaitu mendidihkan tepung pati dengan air (Fajriani, 2007). Tepung ini
mudah diperoleh dan memiliki harga yang tidak terlalu mahal. Cara untuk membuat
lem kanji ini adalah dengan mencampur tepung pati kanji dengan air menggunakan
perbandingan air: tepung kira-kira sebesar 5:1. Kemudian campuran tersebut
dimasak dan diaduk terus sampai merata sehingga menjadi lem yang ditandai
dengan berubahnya warna campuran menjadi bening (Widjaja, 2005). Kanji yang
sudah dijadikan lem akan berubah dalam bentuk gel. Gel adalah koloid
yang setengah kaku (antara padat dan cair). Penggunaan kanji sendiri mempunyai
beberapa karakteristik yang baik antara lain viskositas rekat tinggi,
kejernihan tinggi dan stabilitas pembekuan tinggi (Kristanto, 2007). Sifat pati
dipengaruhi oleh bahan baku pembentukannya. Kelebihan dari perekat pati ini
antara lain murah, tidak mudah terdekomposisi, dan dapat menggunakan kempa
dingin dengan tekanan kempa relatif rendah. Selain itu, kekurangan perekat pati
antara lain terlalu kental sehingga sukar dilarutkan (Fajriani, 2010).
Menurut Erythrina (2010) pada proses pembuatan lembaran kertas, sifat
kertas dapat diperbaiki dengan penambahan zat-zat lain seperti pigmen, pengisi
dan pewarna. Pigmen ini berfungsi untuk mengisi pori-pori permukaan kertas
sehingga permukaan menjadi rata. Secara umum tapioka digunakan untuk
meningkatkan kehalusan permukaan kertas dan opasitas, sehingga kertas tidak
tembus pandang. Penambahan tapioka dapat pula meningkatkan kecerahan (brighteness), kemampuan daya cetak
lembaran dan ketahanan lipat. Penambahan tapioka dilakukan pada saat
pembentukan kertas baik dalam keadaaan basah maupun dalam keadaan kering untuk
memperbaiki sifat fisik dan sifat optik kertas (Casey, 1981).
Tapioka berfungsi untuk menutup pori-pori
kertas yang tidak terisi serat sehingga tidak mudah dipenetrasi oleh air.
Selain untuk sizing, tapioka juga
digunakan untuk menggabungkan lapisan-lapisan kertas dan menjamin ikatan antar
lapisan kertas. Pemakaian tapioka pada pembuatan kertas berkisar antara 2-3%
dari berat pulp kering oven, serta
tergantung pada jenis dan prosentase bahan penolong lainnya. (Casey, 1981).