1. JAHE
1.1 SPESIFIKASI KOMODITAS
Tanaman jahe merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh tegak dengan batang semu dan memiliki tinggi sekitar 0,3-0,75 meter. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga yang mempunyai akar rimpang yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Menurut klasifikasi tanaman, jahe termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Klas : Angiospermae1.1 SPESIFIKASI KOMODITAS
Tanaman jahe merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh tegak dengan batang semu dan memiliki tinggi sekitar 0,3-0,75 meter. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga yang mempunyai akar rimpang yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Menurut klasifikasi tanaman, jahe termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Sub Klas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc
Berdasarkan
ukuran, bentuk dan warna kulit rimpang dikenal tiga klon jahe yaitu jahe merah
(JM), jahe putih kecil (JPK), dan jahe putih besar (JPB). Berdasarkan warna rimpang dikenal adanya jahe putih,
jahe kuning, dan jahe merah. Dari segi bentuknya digolongkan menjadi jahe besar
(jahe bedak) dan jahe kecil (emprit).
1.2 POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
Di
Indonesia jahe dapat tumbuh dan ditemukan di seluruh wilayah Indonesia baik
ditanam secara monokultur maupun polikultur. Daerah produksi utama jahe di
Indonesia adalah Jawa Barat yaitu di Sukabumi, Majalengka, Sumedang, Bandung,
Cianjur, Ciamis, Garut, dan Subang. Banten yaitu di Lebak, dan Pandeglang. Jawa
Tengah yaitu di Magelang, Boyolali, dan Salatiga. Jawa Timur yaitu di Malang, Probolinggo,
dan Pacitan. Sumatra Utara di Simalungun. Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang.
Dalam
Perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri terus meningkat. Pada tahun
1998, ekspor jahe segar Indonesia mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal US $
9.286.161. Tahun 2003 turun menjadi 7.470 ton dengan nilai US $ 3.930.317
karena mutu yang tidak memenuhi standart. Kemudian permintaan jahe mengalami
peningkatan setiap tahun dengan adanya perkembangan areal penanaman di
Indonesia dan munculnya berbagai produk jahe.
1.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
1.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non-volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin.
Tabel Komposisi Kimia Jahe per 100 gram (Berat basah)
1.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
1.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non-volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin.
Tabel Komposisi Kimia Jahe per 100 gram (Berat basah)
Komponen
|
Jumlah
|
|
Jahe Segar
|
Jahe kering
|
|
Energi (KJ)
|
184,0
|
1424,0
|
Protein(g)
|
1,5
|
9,1
|
Karbohidrat (g)
|
1,0
|
6,0
|
Lemak (g)
|
10,1
|
70,8
|
Kalsium (mg)
|
21
|
116
|
Fosfro (mg)
|
39
|
148
|
Besi (mg)
|
4,3
|
12
|
Vitamin A (SI)
|
30
|
147
|
Vitamin C (mg)
|
4
|
-
|
Serat Kasar (mg)
|
7,53
|
5,9
|
Total Abu (mg)
|
3,70
|
4,7
|
Sumber
: (Koswara, 2001)
Kandungan kimia jahe antara lain :
asetates, bisabolene, caprilate, d-â-phallandrene, d-camphene, d-borneol,
farnisol, kurkumin, khavinol, linalool, metil heptenone, n-nonylaldehide,
sineol, zingerol zingiberene, vitamin A, B, dan C, asam organik tepung kanji,
serat, sitral, allicin, alliin, diallydisulfida, damar, glukominol, resin,
geraniol, shogaol, albizzin,zengediasetat, metilzingediol.
1.5 MANFAAT
BAGI KESEHATAN
· Merangsang pelepasan hormone adrenalin, memperlebar pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancer. Akibatnya tubuh menjadi lebih hangat dan kerja jantung untuk memompa darah mnejadi lebih ringan sehingga tekanan darah menjadi turun.
· Membantu tubuh dalam mencerna dan menyerap makanan. Hal ini terjadi karena adanya dua enzim pencernaan yang terkandung di dalam jahe yaitu protease yang berfungsi memecah protein dan lipase yang berfungsi memecah lemak.
· Membuat lambung menjadi nyaman serta membantu mengeluarkan angin. Selain itu juga dapat meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak.
· Membantu tubuh melawan pilek dan flu karena mengandung antioksidan yang dapat menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
· Sebagai anti-kanker dan antioksidan yang unggul dalam mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
· Mengobati penyakit batuk, demam, asma, masuk angin, pegal-pegal dan rematik.
· Merangsang pelepasan hormone adrenalin, memperlebar pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancer. Akibatnya tubuh menjadi lebih hangat dan kerja jantung untuk memompa darah mnejadi lebih ringan sehingga tekanan darah menjadi turun.
· Membantu tubuh dalam mencerna dan menyerap makanan. Hal ini terjadi karena adanya dua enzim pencernaan yang terkandung di dalam jahe yaitu protease yang berfungsi memecah protein dan lipase yang berfungsi memecah lemak.
· Membuat lambung menjadi nyaman serta membantu mengeluarkan angin. Selain itu juga dapat meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak.
· Membantu tubuh melawan pilek dan flu karena mengandung antioksidan yang dapat menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
· Sebagai anti-kanker dan antioksidan yang unggul dalam mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
· Mengobati penyakit batuk, demam, asma, masuk angin, pegal-pegal dan rematik.
1.6 CARA
PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Simplisia
·
Rimpang dicuci kemudian
diiris-iris dengan ketebalan 4-5 mm
·
Irisan rimpang dijemur
dengan menggunakan alas anyaman bambu / tampah, lantai jemur atau tikar sampai
kadar air mencapai 9-12 %. Perlu diusahakan agar irisan rimpang tidak menumpuk
terlalu tinggi yang akan menyebabkan irisan rimpang berjamur
·
Simplisia dikemas
dengan baik di dalam kantong plastic yang higienis dan siap dipasarkan atau
digunakan dalam industri jamu atau obat, makanan dan minuman, dll
Catatan:
Untuk
memperoleh simplisia dengan tekstur yang baik dan menarik, sebelum diiris
rimpang jahe direbus atau digodog terlebih dahulu beberapa menit agar terjadi
proses gelatinasi.
Sirup jahe
·
Rimpang jahe segar yang
sudah dicuci, dipotong-potong kemudian dikupas
·
Potongan jahe yang
telah dikupas direbus dalam air mendidih selama 15 menit
·
Ditambahkan gula pasir
(± 1,5 kg jahe / 1 kg gula) dan air sampai jahe terendam
·
Setelah dididihkan
selama 45 menit, didiamkan selama 2 hari. Kemudian campuran dididihkan kembali
selama 45 menit
Bubuk jahe
·
Jahe kering (kadar air
8-10%) digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
·
Bubuk yang sudah jadi
dikemas dalam wadah kering dan siap digunakan untuk bumbu, bahan baku industry
minuman (bir, brandi, dan anggur jahe)
Asinan Jahe
·
Jahe muda (umur panen
3-4 bulan) dikupas dn dicucui bersih
·
Jahe direndam di dalam
larutan campuran garam 14-18 % + 1 % asam sitrat + 5 % sulfur dioksida,
kemudian diamkan selama 15 hari
·
Dikemas dalam peti kayu
yang dilapisi dengan plastij tebal dua lapis
Instan Jahe
·
Rimpang yang sudah
dicuci bersih, dipotong-potong, dan dikupas, diblender, kemudian diperas. Air
perasannya merupakan sari jahe
·
Sari jahe ditambah
jeruk nipis dan pandan (untuk penambah rasa), selanjutnya diuapkan atau
dipanaskan hingga kental
·
Ditambahkan gula pasir
(1 bagian jahe : 2 bagian gula pasir) dan diaduk sampai kering
·
Dikemas dalam wadah
agar tetap kering
2. TEMULAWAK
2.1 SPESIFIKASI KOMODITAS
Temulawak merupakan tanaman semak yang
tak berbatang. Pangkal dari tanaman ini muncul sebagai tangkai daun yang
memanjang dan berdiri tegak. Temulawak memiliki tinggi antara 2 sampai 2,5
meter. Daunnya berbentuk bulat panjang yang sekilas mirip dengan daun pisang
dan pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.
Tanaman yang patinya mudah dicerna ini
dapat tumbuh dengan baik di datarn rendah hingga ketinggian 750 meter di atas
permukaan laut. Umbi dari temulawak akan muncul dari pangkal batang yang
berwarna kuning tua atau coklat muda dengan panjang hingga mencapai 15 cm dan
berdiameter 6 cm. Tanaman ini mempunyai aroma yang harum tetapi rasanya pahit
agak pedas.
Menurut
klasifikasi tanaman, temulawak termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi
sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb
2.2 POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
Temulawak (Curcuma xanthorhiza
Roxb) dikenal sebagai tanaman obat asli Indonesia. Walaupun demikian,
penyebaran tanaman yang kondang dengan sebutan curcuma javanica ini hanya
terbatas di Pulau Jawa, Maluku, dan Kalimantan.
Perkembangan produksi temulawak selama 3
tahun terakhir, tertinggii pada tahun 2004 sebesar 16.666.504 ton. Penyebaran areal dan hasil produksi temulawak di Indonesia 3 tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Perkembangan Areal & Produksi Temulawak
dari Tahun 2002 – 2004
No
|
Provinsi
|
Areal (m2)
|
Produksi (Kg)
|
||||
2002
|
2003
|
2004
|
2002
|
2003
|
2004
|
||
1
|
Sumut
|
20.823
|
33.843
|
33.843
|
46.627
|
53.654
|
53.654
|
2
|
Riau
|
146.376
|
194.467
|
143.280
|
69.742
|
93.282
|
252.766
|
3
|
Jambi
|
29.194
|
26.018
|
10.936
|
60.818
|
30.503
|
34.461
|
4
|
DKI Jakarta
|
1.005
|
2.535
|
3.472
|
1.049
|
3.860
|
4.579
|
5
|
Jabar
|
317.276
|
276.000
|
485.905
|
958.767
|
502.526
|
1.528.789
|
6
|
Jateng
|
2.316.448
|
3.496.844
|
3.600.103
|
2.501.602
|
4.992.053
|
6.765.546
|
7
|
Jatim
|
1.077.307
|
1.275.644
|
4.556.396
|
2.335.185
|
3.133.644
|
5.140.245
|
8
|
DI Yogyakarta
|
1.022.048
|
1.275.240
|
1.405.251
|
991.451
|
2.521.625
|
2.375.621
|
9
|
Banten
|
51.805
|
103.420
|
132.788
|
78.484
|
189.519
|
205.071
|
10
|
Bali
|
10.503
|
19.302
|
13.597
|
18.472
|
34.225
|
29.916
|
11
|
Kalbar
|
7.509
|
49.596
|
23.989
|
5.932
|
45.893
|
31.229
|
12
|
Kaltim
|
1.475
|
6.635
|
20.104
|
1.811
|
41.989
|
42.839
|
13
|
Sulut
|
17.406
|
25.627
|
34.371
|
38.282
|
55.305
|
83.915
|
14
|
Sulsel
|
52.817
|
55.471
|
72.380
|
57.753
|
55.772
|
100.248
|
15
|
Gorontalo
|
3.694
|
4.309
|
11.618
|
6.992
|
8.134
|
17.625
|
JUMLAH
|
2.759.240
|
5.421.511
|
10.239.495
|
7.172.969
|
11.761.984
|
16.666.504
|
2.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
2.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
Komponen
utama yang terkandung dalam rimpang temulawak yaitu 48-59,64% zat tepung,
1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak atsiri. Daging buah (rimpang)
temulawak mengandung beberapa senyawa kimia antara lain minyak atsiri
fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol, dan kurkumin.
Tabel Komposisi Kandungan Kimia Temulawak dan Manfaatnya
No
|
Kandungan Kimia
|
Khasiat untuk Kesehatan
|
1
|
Zat Tepung
|
Meningkatkan
kerja ginjal, acnevulgaris,antiinflamasi (antiradang), antihepatotoksik
(antikeracunan empedu), antikolestrol, anemia, antioksidan, antikanker, antimikroba,
sakit limpa, asma, produksi ASI, meningkatkan nafsu makan, obat jerawat,
sakit pinggang, sakit kepala, sakit cangkrang, cacar air, sariawan, asma,
sakit perut waktu haid
|
2
|
Kurkumin
|
|
3
|
Minyak Atsiri
|
|
4
|
Kurkuminoid
|
|
5
|
Fellandrean
|
|
6
|
Turmerol
|
|
7
|
Kamfer
|
|
8
|
Glukosida
|
|
9
|
Foluymetik
|
|
10
|
Karbinol
|
(Sumber : BPPT:2002)
Kandungan
Zat Aktif Temulawak antara lain kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol,
seskuiterpen d-kamper, mineral, minyak atsiri
serta minyak lemak, karbohidrat, protein, mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd).
2.5 MANFAAT BAGI KESEHATAN
·
Sebagai obat penurun
panas
·
Mengobati sakit kuning,
diare, mag, perut kembung, serta pegal-pegal
·
Dapat menurunkan lemak
darah
·
Menghambat penggumpalan
darah sebagai antioksidan
·
Aktivitas imunomodulator dari kurkumin dapat meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit sehingga tidak mudah sakit
·
Kurkuminoid sebagai sekumpulan senyawa yang terdapat dalam
temulawak telah terbukti secara cepat dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT pada
penderita hepatitis
·
Mencegah terjadinya berbagau macam penyakit seperti
kolesterol, jantung koroner, stroke dan rematik hal ini dapat terjadi karena
temulawak mengandung senyawa aktif kurkumin yang mempunyai aktivitas sebagai
antioksidan dan munostimulator / imunomodulator
2.6
CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Pembuatan Sirup Temu
Lawak
Bahan
Gula
pasir :2 Kg
Temu
Lawak :100 gram
Asam
sitrat :3 gram
Bunga
pala :1 gram
Kayu
manis :1 gram
Cengkeh
tanpa kepala :1/2 gram
Air
:11/2
liter
Cara
Pembuatan
1. Temu lawak yang telah
dikeringkan dicampur dengan bunga pala, kayu manis dan cengkeh yang telah dibuang kepalanya.
2. Ditambahkan air kemudian dimasak
sehingga air tinggal 1 liter. Selama memasaknya
diaduk-aduk terus.
3. Diamkan selama 1 malam.
4. Disaring untuk diambil ekstrak
rebusan campuran tersebut.
5. Ekstrak campuran ini ditambah
gula pasir kemudian di masak sambil diaduk-aduk hingga
gula seluruhnya larut.
6. Disaring dengan saringan kain
yang bersih kemudian ditambahkan asam sitrat.
7. Sewaktu masih panas masukkan
kedalam botol yang telah bersih dan steril, kemudian
tutup rapat-rapat dengan penutup crown curk.
3. LENGKUAS
3.1
SPESIFIKASI KOMODITAS
Lengkuas dengan bahasa latin (Alpinia galangal, Linn) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang
bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Batang dari tanaman
ini terdiri dari susunan pelepah daun. Daunnya bulat panjang dimana daun bagian
bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja sedangkan bagian atas lengkap dengan
helaian daun. Bunganya muncul pada ujung tumbuhan.
Lengkuas atau laos ada yang berimpang putih, ada pula yang
berimpang merah. Lengkuas rimpang merah berukuran lebih besar dan khasiat
sebagai tanaman obat ebih banyak. Tanaman ini mempunyai batang semu seperti
jahe, tetapi tingginya bisa mencapai 2 m dengan daun melebar sedangkan untuk lengkuas
yang subur panjang daunnya bisa mencapai setengah meter dan lebarnya 15 cm.
Menurut
klasifikasi tanaman, lengkuas termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus :
Alpinia
Spesies :
Alpinia galanga (L.) Sw.
3.2 POTENSI KOMODITAS
DI INDONESIA
Di
Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak
belukar. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropika, tetapi tidak begitu jelas dari
daerah mana. Ada yang menduga berasal dari Cina, ada juga yang berpendapat
berasal dari Bengali. Tetapi sudah seiak lama digunakan secara luas di Cina dan
Indonesia terutama di pulau Jawa. Sekarang tersebar luas di berbagai daerah di
Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan,
Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname.
Di
Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi
sekarang sudah di budi-dayakan di berbagai daerah. Di Malaya, selain yang
tumbuh liar juga banyak yang ditanam oleh penduduk di kebun atau pekarangan
rumah.
3.3
GAMBAR / FOTO KOMODITAS
3.4 KOMPOSISI KIMIA DAN
ZAT AKTIF
Rimpang
lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning kehijauan
yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol,
kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang
juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang
disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin,
amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.Penelitian yang lebih
intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat
menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu
trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat,
asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida.
Selain
itu juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang di- namakan
1-(4-hidroksifenil)-7-fenilheptan-3,5-diol.Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol
asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor. Mengandung
kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin,
kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-
hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen
yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B,
galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial.
3.5
MANFAAT BAGI KESEHATAN
·
Menghangatkan tubuh
·
Memebrsihkan darah
·
Menambah nafsu makan
·
Mengencerkan dahak
·
Merangsang otot
·
Mengatasi gangguan
ginjal
·
Mengatasi gangguan
lambung, misalnya kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum)
·
Menetralkan keracunan
makanan
·
Melancarkan buang air
kecil
3.6
CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Ekstraksi Minyak Atsiri dari Rimpang
Lengkuas
Rimpang lengkuas yang sudah dipotong-potong sebanyak ±10 kg,
dimasukkan ke dalam dandang alat distilasi uap sebanyak ±3 kg secara bertahap.
Dandang dirangkai dengan pendingin (kondensor), kemudian dipanaskan. Air
dialirkan pada kondensor dan dijaga agar air terus mengalir. Temperatur
kondensor dijaga tetap dingin dengan menambahkan es, sehingga minyak yang
menguap semuanya terembunkan dan tidak lepas ke udara. Distilat yang diperoleh
merupakan campuran minyak dengan air yang selanjutnya dipisahkan dalam corong
pisah. Untuk pemisahan sempurna, distilat ditambah natrium klorida (NaCl)
agarminyak yang teremulsi terpisah. Fase air ditampung dengan erlenmeyer, untuk
dipisahkan lagi karena kemungkinan masih mengandung sedikit minyak yang
teremulsi. Fase air ini ditambah lagi dengan natrium klorida kemudian
dipisahkan dalam corong pisah. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai
semuaminyak terpisahkan. Fase minyak yang diperoleh kemungkinan masih bercampur
dengan sedikit air, kemudian ditambah kalsium klorida anhidrat dan didekantasi
4. KENCUR
4.1
SPESIFIKASI PRODUK
Kencur (Kaempferia galanga)
merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dibudidayakan di
Indonesia. Tanmana ini tumbuh merumpun dengan sosok tanaman kecil yang memiliki
batang semu pendek dan tumbuh menutup permukaan tanah. Kencur tumbuh pada
dataran rendah pegunungan terutama pada tanah-tanah yang gembur, subur dan
sedikit berpasir. Tetapi pada musim kemarau panjang, semua daun kencur akan
mongering sedangkan rimpangnya tetap bertahan.
Menurut
klasifikasi tanaman, kencur termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi
sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies
: Kaemferia galanga L.
4.2 POTENSI KOMODITAS
DI INDONESIA
Tanaman
ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Sumatera Barat, Sumatera
Utara dan Kalimantan Selatan. Produksi kencur di
tiga provinsi produsen utama di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur baru mencapai 19.824 ton dengan luas areal tanam 3.644 ha, atau
produktivitas rata-rata 6,05 t/ha.
4.3
GAMBAR / FOTO KOMODITAS
4.4 KOMPOSISI KIMIA DAN
ZAT AKTIF
Tanaman kencur mengandung minyak atsiri.
Zat-zat yang banyak diteliti adalah pada rimpangnya yaitu mengandung minyak
atsiri 2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, asam annamat,
etil asetat dan pentadekan. Selain itu disebutkan bahwa rimpang kencur
mengandung sineol, paraumarin, asam anisic, gom, pati 4,14% dan mineral 13,73% .
4.5
MANFAAT BAGI KESEHATAN
·
Menyembuhkan batuk
·
Mengatasi muntah-muntah
·
Mengobati titanus
·
Menambah daya tahan
tubuh
·
Menghilangkan rasa
sakit dan kelelahan
·
Memudahkan pengeluaran
air dan angin dari tubuh
·
Sebagai obat batuk,
gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, pengompresan bengkak
·
Penambah nafsu makan
4.6
CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Minuman
Instan Kencur
Bahan :
-
Kencur 4 – 5 ons
-
Gula 1 kg (menurut
selera)
-
air 4 gelas
-
sedikit kayu manis
Cara Pembuatan :
1.
Kencur direndam air
selama 4 jam untuk menghilangkan tanah yang merekat kemudian dicuci bersih
2.
Kencur dihaluskan dan
diperas dan disaring dengan air sebanyak 4 gelas, lalu diendapkan.
3.
Sari tanpa endapan
ditambah gula dan sedikit kayu manis dimasukkan wajan kemudian dipanaskan
dengan api sedang sambil terus diaduk sampai diperoleh bentuk kristal.
4.
Kristal yang diperoleh
diayak dan siap dikemas.
Simplisia
1.
Rimpang dicuci, kemudian
diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm
2.
Irisan rimpang dijemur
dengan menggunakan alas anyaman bambu/tampah, lantai jemur atau tikar, sampai
kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk, dan
ditutup dengan kain hitam.
3.
Simplisia dikemas
dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau
digunakan dalam industry jamu/obat, makanan/minuman, dll.
Bubuk Kencur
1. Kencur
kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
2. Bubuk
yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu,
bahan baku industri minuman.
TINJAUAN PUSTAKA
Afifah,
2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta
Afsiastini,
J. J. 1997. Bertanam Kencur. Cetakan ke XIII. Penebar Swadaya, Jakarta
Anonimous,2008.
Empon-Empon Berkhasiat Obat. www.cybermed.cbn.net.id diakses tanggal 31 Desember 2009
Anonimous,
1988. Penanganan Pasca Panen dan Pengawetan Hasil Pertanian. www.balittro.go.id
diakses tanggal 31 Desember 2009
Atjung. 1990.
Tanaman Obat dan Minuman Segar. Yasaguna, Jakarta
Farry
B. Paimin; Murhananto. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta
J.
J. Afriastini; A.B.D. Modjo Indo. 1983. Bertanam Jahe. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta
Koswara,
sutrisno. 2001. Teknologi Enkapsulasi Flavor Rempah-Rempah. www.ebookpangan.com
diakses tanggal 31 Desember 2009
Masuda,
T. & Jitoe, A. 1994. Antioxidative and
anti-inflammatory compounds from tropical gingers. J. Agric. Food Chem, USA
Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak:
Tanaman rempah dan obat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta