Sunday 9 February 2014

POTENSI REMPAH-REMPAH DI INDONESIA



   1. JAHE 
  
      1.1  SPESIFIKASI KOMODITAS
      Tanaman jahe merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh tegak dengan batang semu dan memiliki tinggi sekitar 0,3-0,75 meter. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga yang mempunyai akar rimpang yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Menurut klasifikasi tanaman, jahe termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Klas           : Angiospermae
Sub Klas    : Monocotyledonae
Ordo          : Zingiberales
Famili        : Zingiberaceae
Genus        : Zingiber
Spesies      : Zingiber officinale Rosc     
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna kulit rimpang dikenal tiga klon jahe yaitu jahe merah (JM), jahe putih kecil (JPK), dan jahe putih besar (JPB). Berdasarkan warna rimpang dikenal adanya jahe putih, jahe kuning, dan jahe merah. Dari segi bentuknya digolongkan menjadi jahe besar (jahe bedak) dan jahe kecil (emprit). 

1.2  POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
Di Indonesia jahe dapat tumbuh dan ditemukan di seluruh wilayah Indonesia baik ditanam secara monokultur maupun polikultur. Daerah produksi utama jahe di Indonesia adalah Jawa Barat yaitu di Sukabumi, Majalengka, Sumedang, Bandung, Cianjur, Ciamis, Garut, dan Subang. Banten yaitu di Lebak, dan Pandeglang. Jawa Tengah yaitu di Magelang, Boyolali, dan Salatiga. Jawa Timur yaitu di Malang, Probolinggo, dan Pacitan. Sumatra Utara di Simalungun. Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang.
Dalam Perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan  baku industri terus meningkat. Pada tahun 1998, ekspor jahe segar Indonesia mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal US $ 9.286.161. Tahun 2003 turun menjadi 7.470 ton dengan nilai US $ 3.930.317 karena mutu yang tidak memenuhi standart. Kemudian permintaan jahe mengalami peningkatan setiap tahun dengan adanya perkembangan areal penanaman di Indonesia dan munculnya berbagai produk jahe. 

1.3  GAMBAR / FOTO KOMODITAS 




1.4  KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF 
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non-volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin.

                 Tabel Komposisi Kimia Jahe per 100 gram (Berat basah)
Komponen
Jumlah
Jahe Segar
Jahe kering
Energi (KJ)
184,0
1424,0
Protein(g)
1,5
9,1
Karbohidrat (g)
1,0
6,0
Lemak (g)
10,1
70,8
Kalsium (mg)
21
116
Fosfro (mg)
39
148
Besi (mg)
4,3
12
Vitamin A (SI)
30
147
Vitamin C (mg)
4
-
Serat Kasar (mg)
7,53
5,9
Total Abu (mg)
3,70
4,7
Sumber : (Koswara, 2001)

Kandungan kimia jahe antara lain : asetates, bisabolene, caprilate, d-â-phallandrene, d-camphene, d-borneol, farnisol, kurkumin, khavinol, linalool, metil heptenone, n-nonylaldehide, sineol, zingerol zingiberene, vitamin A, B, dan C, asam organik tepung kanji, serat, sitral, allicin, alliin, diallydisulfida, damar, glukominol, resin, geraniol, shogaol, albizzin,zengediasetat, metilzingediol.

1.5  MANFAAT BAGI KESEHATAN 
·      Merangsang pelepasan hormone adrenalin, memperlebar pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancer. Akibatnya tubuh menjadi lebih hangat dan kerja jantung untuk memompa darah mnejadi lebih ringan sehingga tekanan darah menjadi turun. 
·    Membantu tubuh dalam mencerna dan menyerap makanan. Hal ini terjadi karena adanya dua enzim pencernaan yang terkandung di dalam jahe yaitu protease yang berfungsi memecah protein dan lipase yang berfungsi memecah lemak. 
·      Membuat lambung menjadi nyaman serta membantu mengeluarkan angin. Selain itu juga dapat meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak. 
·         Membantu tubuh melawan pilek dan flu karena mengandung antioksidan yang dapat menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. 
·       Sebagai anti-kanker dan antioksidan yang unggul dalam mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker. 
·         Mengobati penyakit batuk, demam, asma, masuk angin, pegal-pegal dan rematik.

1.6  CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Simplisia
·         Rimpang dicuci kemudian diiris-iris dengan ketebalan 4-5 mm
·         Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman bambu / tampah, lantai jemur atau tikar sampai kadar air mencapai 9-12 %. Perlu diusahakan agar irisan rimpang tidak menumpuk terlalu tinggi yang akan menyebabkan irisan rimpang berjamur
·         Simplisia dikemas dengan baik di dalam kantong plastic yang higienis dan siap dipasarkan atau digunakan dalam industri jamu atau obat, makanan dan minuman, dll
Catatan:
Untuk memperoleh simplisia dengan tekstur yang baik dan menarik, sebelum diiris rimpang jahe direbus atau digodog terlebih dahulu beberapa menit agar terjadi proses gelatinasi.
                   Sirup jahe
·         Rimpang jahe segar yang sudah dicuci, dipotong-potong kemudian dikupas
·         Potongan jahe yang telah dikupas direbus dalam air mendidih selama 15 menit
·         Ditambahkan gula pasir (± 1,5 kg jahe / 1 kg gula) dan air sampai jahe terendam
·         Setelah dididihkan selama 45 menit, didiamkan selama 2 hari. Kemudian campuran dididihkan kembali selama 45 menit
Bubuk jahe
·         Jahe kering (kadar air 8-10%) digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
·         Bubuk yang sudah jadi dikemas dalam wadah kering dan siap digunakan untuk bumbu, bahan baku industry minuman (bir, brandi, dan anggur jahe)
                  Asinan Jahe
·         Jahe muda (umur panen 3-4 bulan) dikupas dn dicucui bersih
·         Jahe direndam di dalam larutan campuran garam 14-18 % + 1 % asam sitrat + 5 % sulfur dioksida, kemudian diamkan selama 15 hari
·         Dikemas dalam peti kayu yang dilapisi dengan plastij tebal dua lapis
                   Instan Jahe
·         Rimpang yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong, dan dikupas, diblender, kemudian diperas. Air perasannya merupakan sari jahe
·         Sari jahe ditambah jeruk nipis dan pandan (untuk penambah rasa), selanjutnya diuapkan atau dipanaskan hingga kental
·         Ditambahkan gula pasir (1 bagian jahe : 2 bagian gula pasir) dan diaduk sampai kering
·         Dikemas dalam wadah agar tetap kering

2.  TEMULAWAK
     2.1 SPESIFIKASI KOMODITAS
          Temulawak merupakan tanaman semak yang tak berbatang. Pangkal dari tanaman ini muncul sebagai tangkai daun yang memanjang dan berdiri tegak. Temulawak memiliki tinggi antara 2 sampai 2,5 meter. Daunnya berbentuk bulat panjang yang sekilas mirip dengan daun pisang dan pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.
          Tanaman yang patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh dengan baik di datarn rendah hingga ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Umbi dari temulawak akan muncul dari pangkal batang yang berwarna kuning tua atau coklat muda dengan panjang hingga mencapai 15 cm dan berdiameter 6 cm. Tanaman ini mempunyai aroma yang harum tetapi rasanya pahit agak pedas.
Menurut klasifikasi tanaman, temulawak termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Divisi                    : Spermatophyta
Sub divisi             : Angiospermae
Kelas                    : Monocotyledonae
Ordo                     : Zingiberales
Keluarga               : Zingiberaceae
Genus                   : Curcuma
Spesies                 : Curcuma xanthorrhiza Roxb
                       
     2.2 POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
                 Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) dikenal sebagai tanaman obat asli Indonesia. Walaupun demikian, penyebaran tanaman yang kondang dengan sebutan curcuma javanica ini hanya terbatas di Pulau Jawa, Maluku, dan Kalimantan.
Perkembangan produksi temulawak selama 3 tahun terakhir, tertinggii pada tahun 2004 sebesar 16.666.504 ton. Penyebaran areal dan hasil produksi temulawak di Indonesia 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Perkembangan Areal & Produksi Temulawak dari Tahun 2002 – 2004
No
Provinsi
Areal (m2)
Produksi (Kg)
2002
2003
2004
2002
2003
2004
1
Sumut
20.823
33.843
33.843
46.627
53.654
53.654
2
Riau
146.376
194.467
143.280
69.742
93.282
252.766
3
Jambi
29.194
26.018
10.936
60.818
30.503
34.461
4
DKI Jakarta
1.005
2.535
3.472
1.049
3.860
4.579
5
Jabar
317.276
276.000
485.905
958.767
502.526
1.528.789
6
Jateng
2.316.448
3.496.844
3.600.103
2.501.602
4.992.053
6.765.546
7
Jatim
1.077.307
1.275.644
4.556.396
2.335.185
3.133.644
5.140.245
8
DI Yogyakarta
1.022.048
1.275.240
1.405.251
991.451
2.521.625
2.375.621
9
Banten
51.805
103.420
132.788
78.484
189.519
205.071
10
Bali
10.503
19.302
13.597
18.472
34.225
29.916
11
Kalbar
7.509
49.596
23.989
5.932
45.893
31.229
12
Kaltim
1.475
6.635
20.104
1.811
41.989
42.839
13
Sulut
17.406
25.627
34.371
38.282
55.305
83.915
14
Sulsel
52.817
55.471
72.380
57.753
55.772
100.248
15
Gorontalo
3.694
4.309
11.618
6.992
8.134
17.625
JUMLAH
2.759.240
5.421.511
10.239.495
7.172.969
11.761.984
16.666.504
Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian, 2005

     2.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
                                   

     2.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
          Komponen utama yang terkandung dalam rimpang temulawak yaitu 48-59,64% zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak atsiri. Daging buah (rimpang) temulawak mengandung beberapa senyawa kimia antara lain minyak atsiri fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol, dan kurkumin.

                        Tabel Komposisi Kandungan Kimia Temulawak dan Manfaatnya
No
Kandungan Kimia
Khasiat untuk Kesehatan
1
Zat Tepung
Meningkatkan kerja ginjal, acnevulgaris,antiinflamasi (antiradang), antihepatotoksik (antikeracunan empedu), antikolestrol, anemia, antioksidan, antikanker, antimikroba, sakit limpa, asma, produksi ASI, meningkatkan nafsu makan, obat jerawat, sakit pinggang, sakit kepala, sakit cangkrang, cacar air, sariawan, asma, sakit perut waktu haid
2
Kurkumin
3
Minyak Atsiri
4
Kurkuminoid
5
Fellandrean
6
Turmerol
7
Kamfer
8
Glukosida
9
Foluymetik
10
Karbinol
                        (Sumber : BPPT:2002)

Kandungan Zat Aktif Temulawak antara lain kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral, minyak  atsiri serta minyak lemak, karbohidrat, protein, mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd).

     2.5 MANFAAT BAGI KESEHATAN
·         Sebagai obat penurun panas
·         Mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung, serta pegal-pegal
·         Dapat menurunkan lemak darah
·         Menghambat penggumpalan darah sebagai antioksidan
·         Aktivitas imunomodulator dari kurkumin dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit sehingga tidak mudah sakit
·         Kurkuminoid sebagai sekumpulan senyawa yang terdapat dalam temulawak telah terbukti secara cepat dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT pada penderita hepatitis
·         Mencegah terjadinya berbagau macam penyakit seperti kolesterol, jantung koroner, stroke dan rematik hal ini dapat terjadi karena temulawak mengandung senyawa aktif kurkumin yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan munostimulator / imunomodulator

          2.6 CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
Pembuatan Sirup Temu Lawak
Bahan
Gula pasir                         :2 Kg
Temu Lawak                    :100 gram
Asam sitrat                       :3 gram
Bunga pala                       :1 gram
Kayu manis                      :1 gram
Cengkeh tanpa kepala      :1/2 gram
Air                                    :11/2 liter
Cara Pembuatan
1. Temu lawak yang telah dikeringkan dicampur dengan bunga pala, kayu manis dan  cengkeh yang telah dibuang kepalanya.
2. Ditambahkan air kemudian dimasak sehingga air tinggal 1 liter. Selama        memasaknya diaduk-aduk terus.       
3. Diamkan selama 1 malam.
4. Disaring untuk diambil ekstrak rebusan campuran tersebut.
5. Ekstrak campuran ini ditambah gula pasir kemudian di masak sambil diaduk-aduk  hingga gula seluruhnya larut.
6. Disaring dengan saringan kain yang bersih kemudian ditambahkan asam sitrat.
7. Sewaktu masih panas masukkan kedalam botol yang telah bersih dan steril, kemudian tutup rapat-rapat dengan penutup crown curk.

3. LENGKUAS
3.1 SPESIFIKASI KOMODITAS
     Lengkuas dengan bahasa latin (Alpinia galangal, Linn) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Batang dari tanaman ini terdiri dari susunan pelepah daun. Daunnya bulat panjang dimana daun bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja sedangkan bagian atas lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada ujung tumbuhan.
     Lengkuas atau laos ada yang berimpang putih, ada pula yang berimpang merah. Lengkuas rimpang merah berukuran lebih besar dan khasiat sebagai tanaman obat ebih banyak. Tanaman ini mempunyai batang semu seperti jahe, tetapi tingginya bisa mencapai 2 m dengan daun melebar sedangkan untuk lengkuas yang subur panjang daunnya bisa mencapai setengah meter dan lebarnya 15 cm.
Menurut klasifikasi tanaman, lengkuas termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom         : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                    : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas             : Commelinidae
Ordo                     : Zingiberales
Famili                   : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus                   : Alpinia
Spesies                 : Alpinia galanga (L.) Sw.

3.2 POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak belukar. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropika, tetapi tidak begitu jelas dari daerah mana. Ada yang menduga berasal dari Cina, ada juga yang berpendapat berasal dari Bengali. Tetapi sudah seiak lama digunakan secara luas di Cina dan Indonesia terutama di pulau Jawa. Sekarang tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname.
Di Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi sekarang sudah di budi-dayakan di berbagai daerah. Di Malaya, selain yang tumbuh liar juga banyak yang ditanam oleh penduduk di kebun atau pekarangan rumah.

3.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
                             

3.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida.
Selain itu juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang di- namakan 1-(4-hidroksifenil)-7-fenilheptan-3,5-diol.Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor. Mengandung kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial.

3.5 MANFAAT BAGI KESEHATAN
·         Menghangatkan tubuh
·         Memebrsihkan darah
·         Menambah nafsu makan
·         Mengencerkan dahak
·         Merangsang otot
·         Mengatasi gangguan ginjal
·         Mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum)
·         Menetralkan keracunan makanan
·         Melancarkan buang air kecil

3.6 CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK

                Ekstraksi Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas
                        Rimpang lengkuas yang sudah dipotong-potong sebanyak ±10 kg, dimasukkan ke dalam dandang alat distilasi uap sebanyak ±3 kg secara bertahap. Dandang dirangkai dengan pendingin (kondensor), kemudian dipanaskan. Air dialirkan pada kondensor dan dijaga agar air terus mengalir. Temperatur kondensor dijaga tetap dingin dengan menambahkan es, sehingga minyak yang menguap semuanya terembunkan dan tidak lepas ke udara. Distilat yang diperoleh merupakan campuran minyak dengan air yang selanjutnya dipisahkan dalam corong pisah. Untuk pemisahan sempurna, distilat ditambah natrium klorida (NaCl) agarminyak yang teremulsi terpisah. Fase air ditampung dengan erlenmeyer, untuk dipisahkan lagi karena kemungkinan masih mengandung sedikit minyak yang teremulsi. Fase air ini ditambah lagi dengan natrium klorida kemudian dipisahkan dalam corong pisah. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semuaminyak terpisahkan. Fase minyak yang diperoleh kemungkinan masih bercampur dengan sedikit air, kemudian ditambah kalsium klorida anhidrat dan didekantasi



4. KENCUR
4.1 SPESIFIKASI PRODUK
            Kencur (Kaempferia galanga) merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanmana ini tumbuh merumpun dengan sosok tanaman kecil yang memiliki batang semu pendek dan tumbuh menutup permukaan tanah. Kencur tumbuh pada dataran rendah pegunungan terutama pada tanah-tanah yang gembur, subur dan sedikit berpasir. Tetapi pada musim kemarau panjang, semua daun kencur akan mongering sedangkan rimpangnya tetap bertahan.
Menurut klasifikasi tanaman, kencur termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut :
Divisio                  : Spermatophyta
Subdivisio            : Angiospermae
Class                     : Monocotyledonae
Ordo                     : Zingiberales
Famili                   : Zingiberaceae
Genus                   : Kaempferia
Spesies                 : Kaemferia galanga L.

4.2 POTENSI KOMODITAS DI INDONESIA
Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan. Produksi kencur di tiga provinsi produsen utama di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur baru mencapai 19.824 ton dengan luas areal tanam 3.644 ha, atau produktivitas rata-rata 6,05 t/ha.
4.3 GAMBAR / FOTO KOMODITAS
               

4.4 KOMPOSISI KIMIA DAN ZAT AKTIF
Tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat yang banyak diteliti adalah pada rimpangnya yaitu mengandung minyak atsiri 2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, asam annamat, etil asetat dan pentadekan. Selain itu disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol, paraumarin, asam anisic, gom, pati 4,14% dan mineral 13,73% .

4.5 MANFAAT BAGI KESEHATAN
·         Menyembuhkan batuk
·         Mengatasi muntah-muntah
·         Mengobati titanus
·         Menambah daya tahan tubuh
·         Menghilangkan rasa sakit dan kelelahan
·         Memudahkan pengeluaran air dan angin dari tubuh
·         Sebagai obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, pengompresan bengkak
·         Penambah nafsu makan

4.6 CARA PENGOLAHAN MENJADI PRODUK
       Minuman Instan Kencur
       Bahan :
                                                -          Kencur 4 – 5 ons
                                                -          Gula 1 kg (menurut selera)
                                                -          air 4 gelas
                                                -          sedikit kayu manis
       Cara Pembuatan :
1.      Kencur direndam air selama 4 jam untuk menghilangkan tanah yang merekat kemudian dicuci bersih
2.      Kencur dihaluskan dan diperas dan disaring dengan air sebanyak 4 gelas, lalu diendapkan.
3.      Sari tanpa endapan ditambah gula dan sedikit kayu manis dimasukkan wajan kemudian dipanaskan dengan api sedang sambil terus diaduk sampai diperoleh bentuk kristal.
4.      Kristal yang diperoleh diayak dan siap dikemas.
Simplisia
1.      Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm
2.      Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman bambu/tampah, lantai jemur atau tikar, sampai kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan kain hitam.
3.      Simplisia dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau digunakan dalam industry jamu/obat, makanan/minuman, dll.
Bubuk Kencur
1.    Kencur kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
2.    Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan baku industri minuman.



TINJAUAN PUSTAKA

Afifah, 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta
Afsiastini, J. J. 1997. Bertanam Kencur. Cetakan ke XIII. Penebar Swadaya, Jakarta
Anonimous,2008. Empon-Empon Berkhasiat Obat. www.cybermed.cbn.net.id diakses         tanggal 31 Desember 2009
Anonimous, 1995. Curcuma xanthorriza. www.info@iptek.net.id diakses tanggal 31 Desember 2009
Anonimous, 1988. Penanganan Pasca Panen dan Pengawetan Hasil Pertanian. www.balittro.go.id diakses tanggal 31 Desember 2009

Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Yasaguna, Jakarta
Farry B. Paimin; Murhananto. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta
J. J. Afriastini; A.B.D. Modjo Indo. 1983. Bertanam Jahe. PT. Penebar Swadaya, Jakarta
Koswara, sutrisno. 2001. Teknologi Enkapsulasi Flavor Rempah-Rempah.       www.ebookpangan.com diakses tanggal 31 Desember 2009
Masuda, T. & Jitoe, A. 1994. Antioxidative and anti-inflammatory compounds from tropical                  gingers. J. Agric. Food Chem, USA
Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit Kanisius.                                  Yogyakarta