Sunday 29 December 2013

Proses Pembuatan Kertas Seni



Kertas seni dapat dibuat dari berbagai macam serat tanaman, tetapi dalam proses pembuatanya diperlukan pemasakan dan bahan kimia alkali (soda) untuk memisahkan seratnya. Tahapan proses pembuatan kertas seni meliputi pemisahan serat dari daun, pulping, penggilingan, pencampuran, pencetakan, dan pengeringan. Pemisahan serat dapat dilakukan secara mekanik menggunakan alat dekortikator mini. Pulping merupakan proses ekstraksi selulosa yang dapat dilakukan secara mekanis, kimia, biologis, maupun kombinasinya (Onggo, 2004). Pembuatan kertas seni dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses pulping dan proses pembuatan kertas.


2.5.1 Pulping

Pulping merupakan suatu proses dimana kayu/bahan baku berserat lainnya diperkecil ukuranya sehingga menjadi suatu massa serat (Smook, 1994). Tujuan utama pembuatan pulp adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara mekanis, kimia dan semikimia. Metode pembuatan pulp dengan proses kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu metode proses basa (proses soda dan proses sulfat) dan proses asam (proses sulfit) (Fengel dan  Wegener, 1995). Pada prinsipnya proses pulping merupakan usaha untuk mendapatkan serat dengan cara melarutkan lignin semaksimal mungkin. Tujuan utama dari proses pulping adalah mendapatkan serat sebanyak mungkin yang diindikasikan dengan nilai rendemen yang tinggi dan kandungan lignin seminimal mungkin (Saenah, 2002).
Menurut Onggo (2004), proses pulping yang optimal untuk serat tanaman non kayu adalah proses alkali menggunakan NaOH. Selulosa bersifat tidak larut dalam alkali NaOH, sedangkan lignin, hemiselulosa, pektin dan komponen serat lainya bersifat larut. Kertas yang dihasilkan dalam proses ini adalah kertas dengan derajat putih yang rendah (kecoklatan), memiliki sifat kuat, tetapi memiliki kualitas cetak yang kurang bagus (Smook, 1994).
Semakin besar konsentrasi NaOH  yang  digunakan  pada  proses  pulping, semakin  banyak pula lignin  yang  terdegradasi (Montane et al.,1994). Lignin  yang telah terdegradasi akan bereaksi dengan larutan pemasak sehingga menyebabkan warna pulp yang dihasilkan akan menjadi gelap (Solechudin dan Wibisono, 2002). Oleh karena itu perlu adanya proses bleaching untuk menghilangkan kandungan lignin didalam pulp sehingga diperoleh kecerahan warna yang tinggi dan stabil  (Greschik, 2008).
Selama ini bleaching banyak menggunakan senyawa klor seperti klorin atau klor dioksida (Van Daam, 2002). Kelemahan senyawa klor sebagai bahan pemutih (bleaching agent) adalah sifatnya yang beracun dan tidak ramah lingkungan (Bjorklund, 2008). Salah satu bahan pemutih yang ramalingkungan adalah H202 (Hidrogen peroksida). Hidrogen peroksida telah banyak digunakan sebagai pengganti senyawa klor pada proses pemutihan pada industri pulp. Hidrogen peroksida mempunyai kelebihan yaitu sifatnya yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan oksidator lain karena peruraiannya hanya menghasilkan air dan oksigen (Filho and Ulrich, 2002) dan kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai kebutuhan (Potucek and Milichovsky, 2000).
2.5.2 Pembuatan Kertas Dari Pulp

Serat-serat dari proses pulping dapat dibilas dengan menggunakan air bersih agar kandungan tanah, minyak, soda dan pemutih hilang. Gumpalan serat tersebut dapat diproses dengan blender agar didapatkan pulp yang lebih halus (Malo, 2004). Penggilingan adalah suatu proses yang sangat penting dalam pembuatan kertas, karena kertas yang dibuat dari pulp yang tidak digiling kekuatannya rendah, berbulu dan terlalu berpori. Tetapi dengan pulp yang sudah digiling akan diperoleh kertas dengan kekuatan yang tinggi, padat, formasi jalinan lebih baik dan sifat-sifat lainnya sesuai dengan spesifikasi kertas yang diinginkan. Selama proses penggilingan berlangsung, serat di dalam air mengalami penyikatan, pengkoyakan, pemukulan, penggosokan ataupun penekanan, sehingga ikatan antar serat menjadi terbuka dan terjadilah hidrasi fibril (Abidin, 2010).
 Pulp yang sudah dibuat dapat diolah lagi dengan bahan-bahan penolong seperti perekat damar, kaolin, talk, gips, kalsium karbonat dan zat warna. Untuk kemudian diproses menjadi kertas melalui alat pembentuk kertas dan mesin pengering (Sukundayanto, 2004). Pada pembuatan pulp secara manual biasanya bahan dihancurkan secara mekanis dan ditambahkan perekat pada pulp menjelang proses pencetakan. Perekat yang digunakan dapat berupa larutan kanji yang telah dipanaskan ataupun perekat lainnya yang efektif dan mudah untuk digunakan. Tahap terakhir adalah pembentukan kertas (forming), yaitu dengan mencetak bubur kertas sesuai dengan bentuk pada desain yang telah dibuat. Menurut Malo (2004), pencetakan dimulai setelah pulp siap dengan menyatukan kedua cetakan/bingkai secara bersamaan (bingkai dengan screen berada dibawah, sedangkan bingkai kosong berada diatas), kemudian dimasukkan dalam bak berisi bubur kertas sampai tenggelam. Cetakan kosong diangkat dan cetakan ber-screen dengan pulp diatasnya dijemur di bawah terik matahari dengan posisi mendatar.


Tahapan pembuatan kertas seni:
1.  Pulp pelepah nipah  dan kardus bekas, ditimbang sebanyak 10 gram. Dimasukan kedalam blender ditambahkan dengan 200 ml air untuk kemudian diblender selama ± 2 menit hingga bubur menjadi homogen.
2.   Bubur serat hasil pemblenderan dicampur perekat (PVAc) dengan komposisi  2% (b/b)  dari total bahan baku, kemudian diblender selama ± 1 menit.
3.   Bubur serat yang telah dicampur dengan perekat dituang pada screen 60 mesh ukuran 15 x 20 cm yang sudah diberi midangan screen, diletakkan ke dalam bak berisi air untuk mempermudah proses tersebut. Kemudian pulp diratakan serta diaduk-aduk menggunakan tangan agar pulp tidak menggumpal.
4.   Setelah merata, screen diangkat perlahan-lahan dengan posisi mendatar hal ini dilakukan untuk mencegah ketebalan kertas yang tidak merata, kemudian angkat midangan screen dari screen. Kertas hasil cetakan yang masih basah ditutup dengan kain saring, lapisi dengan plat triplek dan ditiriskan dengan bantuan spons. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pelepasan kertas hasil cetakan.
5.   Lepaskan kertas seni dari screen lalu dipres menggunakan pengepres untuk meratakan dan mengurangi kadar air pada kertas seni
6.   Kertas seni yang sudah dipres lalu dikeringkan menggunakan oven selama ± 120  menit dengan suhu ± 80ÂșC (sampai kadar air 5%).
7.   Kertas yang sudah kering pada screen dapat dilepas dan dirapikan bagian tepinya dengan menggunakan gunting.