Thursday 23 January 2014

KISAH ORANG SUKSES

1. ABDUL LATIEF Sukses Berbisnis Dg Gaya Modis

2. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) Sukses Dg Bisnis Ahlaq

3. ALIM MARKUS - Penmebak Burung Group Maspion

4. ARIFIN PANIGORO Raja Minyak Dan Politikus

5. Aristoteles Onassis

6. Bambang Nuryatno Rachmadi Mr. Tonny Mcdonald s Indonesia

7. Bill William h. Gates Bigg Boss Microsoft

8. Bob Sadino

9. Chairul Tanjung Sukses Bisnis Di Saat Krisis

10. Ciputra Maestro Real Estate Indonesia

11. Conrad Nicholson Hilton Kiprah Si Raja Hotel Dunia

12. Dewi Motik Pramono Putri Ayu Bisnis Indonesia

13. EKA TJIPTA WIJAYA Saya Belajar Dipinggir Jalan

14. FADEL MUHAMMAD Strategi Yg Baik Mampu Menciptakan Pasar Bisnis

15. Gordon Moore Robert Noyce Andrew Grove Microsoft Intel

16. HARI DHARMAWAN Legenda Bisnis Matahari

17. HELMUT WERNER Membangun Brand Mercedes Nenz

18. Helmy Siapa Berani Yahya Sukses Bisnis Raja Kuis

19. HENRY FORD Penemu Mobil Amerika

20. JACK WELCH Revolusioner Bisnis General Electric

21. Jacob Oetama

22. Jerry Yang & David Filo OWNER YAHOO

23. Joseph Mr. Joger Theodorus Wulianadi Pemilik Joger T-shirt Bali

24. Kolonel Harland Sanders

25. LIEM SIOE LIONG Membangun Kerajaan Dagang Dunia

26. MARIMUTU SINIVASAN

27. MARIUS C59 WIDYARTO Sukses Berbisnis Dg Desain Krea0ti

28. Matsushita Konosuke

29. MOCHTAR RIADY

30. MOORYATI SOEDIBYO Ketekunan Kerja Penjual Jamu

31. PUSPO WARDOYO Sukses Berbisnis Dg Manajemen Konflik

32. Raymond Kroc Mcdonald Dan Globalisasi Industri Fastfood

33. Sam Walton Wal-mart Dan Pemberian Diskon Amerika

34. Soichiro Honda

35. Steve Jobs

36. Sukamdani Sahid g

37. Surya Paloh Sukses Anak Kolong Dalam Bisnis Media

38. Walt Disney


Saturday 11 January 2014

Perencanaan Produksi



Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian orang, bahan, mesin, dan peralataan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang- barang pada periode tertentu. Tujuan perencanaan produksi adalah untuk dapat memproduksi barang- barang dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki serta keuntungan maksimum (Assauri, 1999). Perencanaan perlu dipadukan dengan kebutuhan operasi untuk memenuhi profitabilitas bisnis dan tujuan pasar dan menyediakan keseluruhan kerangka kerja yang diinginkan dalam mengembangkan pengendalian jadwal produksi dan dalam mengevaluasi kapasitas dan kebutuhan sumber daya (Saharidis et al., 2003).
Dalam usaha untuk mencapai tujuan, perencanaan produksi bertugas mengkoordinasikan bagian produksi dan bagian- bagian lainnya di perusahaan agar rencana produksi yang disusun benar- benar mencerminkan keadaan dan kemampuan perusahaan sehingga dapat ditentukan barang apa yang akan diproduksi, jumlah tenaga kerja, bahan- bahan, dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut (Mosca et al., 2005). Menurut Anis dkk (2007), pemaksimalan volume produksi dengan tujuan memenuhi jumlah permintaan konsumen, sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional dalam perusahaan yang mempertimbangkan optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut.
Perencanaan produksi juga akan menentukan skala usaha yang biasanya ditentukan oleh besar kecilnya kapasitas nyata dari produksi yang direncanakan. Kapasitas nyata dari suatu kegiatan industri menunjukkan besarnya output produksi dan memberikan gambaran tentang besarnya input produksi (Husnan, 1999). Menurut UU No 9/ 1995 tentang usaha kecil, jenis usaha memiliki asset kurang dari 200 juta dan memiliki omzet tahunan kurang dari 1 Milyar, sedangkan menurut Biro Pusat Statistik skala usaha, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu usaha mikro atau rumah tangga dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga keluarga yang tidak dibayar, usaha kecil dengan pekerja 5-19 orang, dan usaha menengah dengan pekerja 20-99 orang. 
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satu satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan oleh kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, dan kapasitas modal (Yamit, 2003). Besarnya kapasitas produksi merupakan parameter penting yang dapat dipakai sebagai masukan dalam perhitungan aspek finansial, dan juga ditentukan oleh kemungkinan market share yang dapat diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dari peralatan yang dimiliki (Husnan, 2002).

Penggandaan Skala (Scale Up)



Scale up adalah sebuah pekerjaan yang mendapatkan hasil produksi yang identik (jika memungkinkan) pada skala produksi yang lebih besar berdasarkan skala produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Walaupun tidak disebutkan, definisi scale up diatas mengasumsikan bahwa peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan peralatan yang secara fisik lebih besar dari peralatan produksi yang digunakan sebelumnya (Valentas et al., 1991).
Terdapat banyak masalah besar yang berhubungan dengan proses scale up dimana analisis dimensional tidak dapat diaplikasikan menyangkut analisis dari pengaruh variabel proses pada kebanyakan kualitas produk. Sebuah proses scale up yang tepat harus mempertimbangkan proses berikut ini (Valentas et al., 1991):
1.      Menentukan hasil proses produksi yang diinginkan
2.      Menentukan kriteria scale up awal, sebagai parameter yang membuat hasil proses yang diinginkan sesuai dengan skala sebelumnya.
3.      Menentukan kriteria kedua (secondary criteria) untuk proses scale up, yaitu perubahan secara mekanik dan fisik pada skala yang harus diketahui berdasarkan kriteria utama scale up.
Scale up erat hubungannya dengan pengembangan, manufaktur, dan kualitas, khususnya untuk mendokumentasikan semua produk yang prosesnya spesifik dan mentransfernya ke fasilitas manufaktur. Scale up  juga sangat mempengaruhi dalam penerapan pilot plant.
Penggandaan skala (scale up) merupakan tindakan menggunakan hasil penelitian yang diperoleh dari laboratorium untuk mendesain prototipe produk dan proses dalam sebuah pilot plant (Hulbert, 1998). Pengembangan produk (sumber dan formulasinya), pengujian unit operasi, pengembangan kinerja dari alat, dan penentuan titik kritis proses diperlukan untuk dapat melakukan penggandaan skala. Proses penggandaan skala membutuhkan ketahanan analisis dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, diantaranya analisis terhadap kondisi operasi, desain, dan proses optimum. Tahapan penerapan teknologi dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Adisuko, 2001) 
Berdasarkan proses dan tingkat produksi yang diinginkan, penggandaan skala merupakan proses yang cukup sulit untuk diaplikasikan. Penggandaan skala merupakan proses menantang yang membutuhkan suatu perencanaan matang, fleksibel, dan pendekatan yang konsisten untuk meraih keberhasilan. Hal ini menyebabkan pergerakan produk dari tahap ke tahap akan menjadi lebih kompleks jika dijalankan dalam skala besar ini. Oleh karena itu, langkah yang harus diperhatikan dalam produksi skala besar diantaranya menentukan produk dan acuan paket termasuk definisi produk, ukuran, serta laju produksi (Scott, 2007)

Friday 10 January 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan Industri

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba . Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan,karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Sebagain besar volume industri dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang berlaku di bidang perindustrian, yang kaitannya dengan faktor keterjangkauan antara lokasi industri, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. 
Bagi perusahaan, penjualan merupakan  sumber utama pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dipergunakan  perusahaan untuk membiayai segala kegiatannya maupun untuk mengembangkan usaha. “Penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program kontak muka, termasuk pengalokasian, penarikan, pemilihan, pelatihan dan pemotivasian yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan”.
 
Lokasi Industri
Mengenai lokasi industri ini, Alfred Weber mengemukakan teorinya dimana dalam menentukan lokasi industri  didasarkan pada biaya transportasi minimum. Weber dalam teorinya membedakan antara biaya transportasi bahan mentah dari sumber bahan mentah ke lokasi produksi (assembly costs) dan biaya transportasi pemasaran komoditi dari  tempat produksi ketempat penjualan (marketing costs). Secara keseluruhan, biaya transportasi merupakan penjumlahan antara biaya pengangkutan bahan mentah dan biaya pemasaran. 

Lokasi merupakan tempat di mana industri melakukan kegiatan kerja yang dalam penentuannya tidak terlepas dari proses produksi maupun lokasi pasar yang dilayani perusahaan tersebut. Faktor yang menentukan lokasi industri antara lain (anonymus,        ) :
1)  Bahan mentah
2)  Tenaga kerja
3)  Pasar
4)  Sumber-sumber teknis dan produktif (air, listrik, dan lain-lain)
5)  Alat pengangkutan
6)  Inducement setempat ( birokrasi ).

Jenis Teknologi yang digunakan
Dalam studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi  lingkungan, tidak bisa lepas dari konsep lokasi. Lokasi merupakan konsep utama yang menjadi ciri khusus dari pengetahuan geografi. Lokasi dapat  dibedakan antara  lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu  wilayah atau tempat yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut  garis lintang dan garis bujur. Sementara lokasi relatif suatu wilayah atau  tempat oleh Nursid merupakan lokasi tempat atau wilayah yang  bersangkutan berkenaan dengan berhubungan tempat / wilayah itu dengan  faktor alam atau faktor budaya yang ada di sekitarnya.

Menurut kotler  yang di kutip oleh Tegu Ummu Halimah (2005).Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi  barang setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi  barang jadi ataupun mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang  lebih bermanfaat. Pemilihan lokasi industri ditetapkan berdasarkan  bermacam-macam orientasi. Keputusan lokasi yang bersangkutan, ada  yang berorientasi kepada energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada  pula yang berorientasi pada kemajuan teknologi. Dasar orientasi  keputusan tersebut terutama ditekan kepada biaya transportasi yang terendah.
Dalam menentukan lokasi suatu industri untuk memperoleh perkembangan memerlukan perencanaan yang baik, karena berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Menurut Weber, tiga faktor utama  penentu lokasi adalah material dan konsumsi, kemudian tenaga kerja. Semua itu ditimbang dengan biaya transportasi, dengan menggunakan beberapa asumsi demikian: (a) hanya tersedia satu jenis alat transportasi,  (b) tempat berproduksi ( lokasi pabrik )  hanya pada satu tempat, (c) jika ada beberapa bahan mentah, asalnya itu dari beberapa tempat.(Halimah,2006).  
Dengan menggunakan tiga asumsi diatas, maka biaya transport akan tergantung dari dua hal: bobot barang dan jarak pengangkutan. Jika yang menjadi dasar penentuan itu bukan bobot, melainkan volume, maka yang menentukan biaya pengangkutan adalah volume barang dan jarak pengangkutan. Penerapan teori Weber di Indonesia menggunakan cara- cara sebagai berikut:
  1. Pemilihan wilayah secara umum, berdasarkan faktor dasar meliputi dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, tersedia fasilitas umum, serta kondisi iklim dan lingkungan .
  2. Memilih industri pada masyarakat tertentu dengan didasarkan pada tersedianya tenaga kerja yang cakap dalam jumlah dan sesuai skill yang dibutuhkan, tingkat upah yang murah, adanya kerja sama yang baik  antara perusahaan yang ada, peraturan daerah yang menunjang  dan kondisi kehidupan masyarakat yang mendukung.
  3. Memilih lokasi tetentu menyangkut luas tanah yang diperlukan untuk kegiatan industri, topografi daerah untuk kesesuaian bangunan dan kemudahan dalam transportasi barang- barang kebutuhan industry.
Untuk menentukan efektifitas lokasi dapat digunakan pula teori lokasi Von Thunen. Teori ini mempertimbangkan antara biaya produksi, biaya pengangkutan dan hasil penjualan, dan di rumuskan:  
K = N – (P+A)
Keterangan:
N = hasil produksi
P = biaya produksi
A = biaya pengangkutan
K = keuntungan
 
      Bahan Mentah/Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan dasar  yang penting dalam usaha perindustrian.bahan baku merupakan faktor yang penting dalam proses produksi.Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup berkesinambungan dan harga yang relatif murah akan memperlancar produksi yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah produksi. Industri  berkepentingan dengan tersedianya bahan baku / bahan mentah ataupun barang setengah jadi,  dengan ketentuan mudah didapat, tersedianya sumber yang dapat  menunjang usahanya untuk jangka panjang, harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan artinya bila diolah hasilnya baik, dengan  biaya pengakutan murah atau layak. Bahan baku sebagai bahan antara dalam kegiatan produksi perlu mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut .(Halimah,2006).:

  1. Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode
  2. Kelayakan harga barang 
  3. Kontinuitas persediaan barang
  4. Kualitas bahan baku
  5. Biaya pengangkutan 
Pertimbangan bahan baku seperti mudah rusaknya bahan baku, ukuran berat, dan volume secara langsung berpengaruh terhadap ongkos transportasi dan proses produksinya. Usaha produksinya yang menggunakan bahan baku yang mudah rusak seperti ikan dan susu akan lebih menguntungkan apabila memilih lokasi dekat dengan bahan baku dari pada usaha produksi yang menggunakan bahan baku tahan lama seperti pembuatan tempe. Untuk usaha produksi tempe, mengingat sifat tempe yang cepat rusak, maka lebih tepat bila memilih lokasi dekat dengan pasar, meskipun biaya transportasi tinggi. Begitu pula halnya dengan industri Syrup PT.Kartika Polaswasti Mahardhika yang dalam produksinya dibutuhkan bahan-bahan  yang mempunyai sifat tidak tahan lama, karena dikhawatirkan  akan cepat busuk, maka lebih tepat memilih lokasi dekat dengan bahan baku.

Tenaga kerja
Terhadap peningkatan kinerja tenaga penjualan. Studi Sengupta et.al.,(2000) menunjukkan aktivitas tenaga penjualan merupakan bentuk rutinitas seorang tenaga penjualan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, salah satu tugas dan tanggung jawab seorang tenaga penjualan adalah mendorong tercapainya kinerja secara menyeluruh dengan bersumber pada kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh organisasi.

Dalam UUTK anak didefenisikan sebagai setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun (Pasal 1 angka 26). Lebih lanjut ditegaskan larangan untuk mempekerjakan anak ditegaskan dalam Pasal 68 UUTK. Namun terdapat pengecualian untuk anak yang berumur antara 13 (tiga belas) sampai 15 (lima belas) tahun dalam hal melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial dari anak tersebut (Pasal 69 ayat 1). Untuk mempekerjakan anak sebagaimana dimaksud pengusaha diwajibkan untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. memiliki izin tertulis dari orang tua atau wali;
  2. perjanjian kerja antara pengusaha dilakukan dengan orang tua atau wali;
  3. waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
  4. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
  5. keselamatan dan kesehatan kerja;
  6. adanya hubungan kerja yang jelas; dan
  7. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu cakap dijabarkan dalam ketentuan KUHPerdata Pasal 1322 sebagaimana dijelaskan pada uraian awal. Kecakapan seseorang dalam melakukan perbuatan hukum sangat dilatarbelakangi oleh kemampuan pemenuhan hak dan kewajiban yang disepakati. Terkait dengan kecakapan dalam melakuan perjanjian atau perikatan, dikenal istilah schuld dan haftung. Sebagai 2 (dua) unsur pembentuk kecakapan seseorang, schuld dikenal sebagai tanggung jawab hukum atas pelaksanaan suatu prestasi oleh pihak yang berkewajiban sedangkan haftung didefenisikan sebagai tanggung jawab atas penuntutan prestasi oleh pihak yang berhak.
Dari uraian contoh penegasan yang tercantum dalam Pasal 68 – 69 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak selalu dianggap belum cakap untuk bertindak sebagai pihak dalam suatu perjanjian. Pasal 1322 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) membatasi pengertian cakap sebagai berikut:

  • orang-orang yang belum dewasa menurut undang-undang;
  • mereka yang ditaruh di bawah pengampuan (pengawasan)
  • perempuan-perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan undang-undang dilarang untuk membuat persetujuan tertentu
Hal-hal yang diuraikan diatas merupakan kemutlakan atas suatu perjanjian kerja. Pemenuhan unsure-unsur tersebut dapat sangat berpengaruh secara normative terhadap keabsahan suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja/buruh dan pengusaha
Secara kualitatif, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi (Halimah,2006):

  1. Tenaga kerja terdidik, yakni  tenaga kerja yang memerlukan pendidikan Dalam industri syrup ini  tenaga kerja tersebut adalah bagian staf  direksi dan karyawan dalam bagian-bagian tertentu yang memerlukan pendidikan terlebih dahulu.pendidikan terlebih dahulu.
  2. Tenaga kerja terlatih, yakni tenaga kerja yang memerlukan latihan-latihan terlebih dahulu, dalam industri syrup ini tenaga terlatih seperti: bagian pencucian, bagian mesin, bagian pemasangan logo, dan lainnya yang memerlukan latihan.
  3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, dalam hal ini seperti pelayan, pesuruh dan sebagainya).  
  • Untuk dapat memilih tenaga kerja yang baik diperlukan persyaratantertentu, meliputi:
  1. Keahlian,mencakup pendidikan dan pengalaman .
  2. Umur.
  3. Jenis kelamin.
  4. Kondisi fisik dan kesehatan.
  5. Kejujuran dan kondisi mental 
Adapun sistem upah yang diberikan atau yang digunakan oleh pengusaha, yaitu: (1) upah menurut waktu, yakni cara penetapan upah, dimana waktu kerja buruh merupakan ukuran untuk menetapkan besarnya upah. Jadi tidak tergantung dari banyaknya prestasi kerja yang telah.
  
Pemasaran 
Pemasaran adalah suatu proses sosial  yang  di  dalamnya  individu  dan  kelompok     mendapatkan apa yang merekabutuhkan  dan inginkan dengan menciptakan,  menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak ain.
 Pilihlah Pasar sasaran KhususAda tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu (kotler 2002):
  1. Pasar individual, adalah pasar yang memberikan layanan kepada individu-individu tertentu untuk memenuhi kebutuhan secara individual. Jenis pasar ini sangat cocok untuk perusahaan kecil dan menengah.
  2. Pasar khusus, yaitu pasar yang memberikan pelayanan khusus untukonsumen tertentu, misalnya petani, pegawai negeri, pedagang dasebagainya. Jenis pasar khusus sangat cocok untuk perusahan kecil.
Untuk mengetahui kemajuan perusahaan dalam periode tertentu, dapat diketahui melalui volume penjualan/hasil penjualan merupakan banyaknya jumlah barang/produk yang berhasil dijual dalam periode waktu tertentu. Dengan mengetahui tingkat penjualan diharapkan perusahaan mampu menganalisa dan meramalkan keuntungan dan tingkat penjualan pada tahun-tahun yang akan datang.
Menurut  Basu, (2000:17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. 
Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan berorientasi pada konsumen/pasar. Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus : 
  1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
  2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan 
  3.   Menentukan produk dan program pemasaran.
  4. Melaksanakan dan menentukan strategi yang paling baik apakah menitik beratkan pada mutu yang lebih tinggi, harga yang murah atau model menarik.
  5. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.  

Dafatar Pustaka

Anoymous,        Proses Perencanaan Pemasaran.roses perencanaan http://ums.ac.id/staf/mardalis/marketing/Bab%204%20Proses-Rnc-Pmasaran.pdf. diakses pada tanggal 28 November 2010
Basu ,Swastha DH., (2000), Asas-asas Marketing, Edisi III, Yogyakarta : Liberty.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 1, Prenhalliinso,
Jakarta.
Halimah,ummu. 2005. Tujuan Georafi Terhadap Volume Penjualan Industri.universitas Negri Semarang. Semarang
Sengupta, Sanjit ., Robert E. Krapfel and Michael A. Pusateri (2000),” An Empirical
Investigation of Key Account Salesperson Effectiveness “,Journal of Personal
Selling and Sales Management,Vol. XX, No. 4 (Fall),p. 253-261