Saturday 26 September 2015

BUDIDAYA JAGUNG MANIS


Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies Zea mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut. Produk utama jagung manis adalah buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm dan embrio. 

Tanaman jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari setelah tanam atau pada saat masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi pati sehingga biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar pati lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh gen sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung menjadi 4 – 8 kali lebih manis dibandingkan dengan tanaman jagung biasa.kadar gula yang tinggi menyebabkan biji menjadi berkeriput


1. Komposisi Kimia Biji Jagung Manis
a.       Karbohidrat
Komponen terbesar dalam biji jagung manis adalah karbohidrat terutama berupa pati. Pati adalah polimer dari unit-unit glukosa anhidro (C6H10O5) yaitu amilosa dan amilopektin, namun komposisi kedua komponen tersebut berbeda pada setiap varietas sehingga mempengaruhi sifat gelatinisasi masing-masing varietas jagung. Biji jagung manis terdapat fraksi-fraksi gula bebas sebesar 1% - 3% yang terdapat dalam lembaga dan endosperm berupa sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.

b.      Protein
Protein yang terdapat pada biji jagung yaitu prolamin (zein), glutein, albumin dan globulin.Prolamin merupakan protein yang larut dalam etanol 70 – 80%, glutein larut dalam basa dan asam encer, albumin larut dalam garam encer dan globulin larut dalam air.Protein zein kekurangan asam amino triptofan, lisin, treonin, valin dan asam amino bersulfur. Sedangkan albumin, globulin dan glutein jagung mempunyai komposisi asam amino yang cukup baik (kadar lisin tinggi).

c.       Lemak
Lemak jagung seperti pada serealia yang lain, banyak tersimpan pada lembaga yaitu sekitar 83% dari total lemak. Lemak jagung terutama dalam bentuk gliserida dan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang esensial terutama linoleat .

d.      Vitamin dan Mineral
Vitamin A atau karotenoid dan vitamin E terdapat pada komoditas ini, selain fungsi sebagai zat gizi mikro, vitamin tersebut berperan sebagai antioksidan alami yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menghambat kerusakan degeneratif sel. Mineral yang terdapat dalam jagung adalah mineral esensial seperti K, Na, P, Ca dan Fe dan di lembaga mineralnya jauh lebih tinggi dibanding dengan endosperm.

2. Pemanfaatan Jagung Manis

Jagung manis umumnya dikonsumsi langsung sebagai jagung rebus, berbagai macam camilan, serta produk kalengan. Sebagai makanan pokok, jagung dimanfaatkan sebagai pengganti nasi atau dicampur bersama nasi. Dengan adanya teknologi pengolahan pangan nabati maka jagung terutama jagung manis dapat dimanfaatkan menjadi minuman susu jagung dan yoghurt susu jagung manis 


Adapun tahapan pelaksanaan budidaya jagung manis adalah sebagai berikut :


1.      Pengolahan Lahan
Pengolahan Tanah meliputi pembajakan, Pemberian kompos dan kapur dolomit (yang kemudian dicampur menjadi satu),perataan lahan, penentuan jarak tanam, hingga penugalan.
2.      Penanaman
Kegiatan penanaman dimulai dengan melakukan pengukuran jarak tanam menggunakan kenteng. Jarak tanam yang digunakan dalam praktek lapangan budidaya jagung manis ini adalah 75 x 25 cm.Setiap lubang tanam di tanamkan 1 benih jagung bersamaan dengan pemberian karbofuran dan pupuk sesuai kebutuhan 

1.      Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan selambat- lambatnya pada 10 HST.Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan tanaman serempak, serta mempermudah dalam pemeliharaan tanaman kedepannya, seperti pemupukan, pembumbunan, hingga panen.


2.      Pemeliharaan
Meliputi:
Pendangiran Pada Umur 14 HST (Hari Setelah Tanam). 
Pembumbunan Pada Umur 30 HST 
Penyiangan gulma dilakukan sesuai dengan keadaan di lapangan 
Sambret Daun Bawah pada umur 45 di ruas daun ke – 6.

3.      Pemupukan
Pada praktek budidaya jagung manis ini, kegiatan pemupukan terbagi menjadi dua jenis yaitu pemupukan secara normal dan pemupukan secara khusus. Pemupukan secara normal adalah pemupukan yang sesuai dengan anjuran, yaitu pemupukan urea/ NPK dosis 200 kg/ha yang dilakukan pada saat  0 HST dan 21 HST. Sedangkan pada usia38 HST digunakan pupuk urea dengan dosis 100 kg/ha. Pemupukan pada awal tanam dan usia 21 HST bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif, sedangkan usia 38 HST bertujuan untuk memacu pertumbuhan generatif.

Pemupukan secara khusus berarti pemupukan yang dilakukan dengan penambahan dosis dari anjuran normal.Dosis yang ditambahkan adalah sebesar 50% untuk unsur P dan K, dengan tujuan merangsang fase generatif untuk mendapatkan baby corn yang lebih banyak.

4.      Pengairan
Dilakukan sesuai keadaan di lapangan atau sesuai musim tanam.Pada musim kemarau, pengairan dilakukan selambat – lambatnya2 hari sekali.

5.      Pengendalian Hama & Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan hama atau penyakit yang menyerang. Pengendalian terbagi atas tindakan preventif (pencegahan) dan pengendalian (pembasmian).Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel Aplikasi Pestisida (Tabel 5).

6.      Panen
Kegiatan Pemanenan dilakukan pada umur tanaman 60 HST (untuk jagung ketan) dan 70 HST (untuk jagung manis). Perbedaan waktu panen didasarkan pada perbedaan fisiologis tanaman, dimana jagung ketan lebih cepat dalam hal fase generatifnya.
 




BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN (TIMUN)


TIMUN HIJAU
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah tanaman herba yang yang tumbuh menjalar dan merambat yang masuk dalam famili cucurbitae. Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar, daun lebar berlekuk menjari dan dangkal berwarna hijau muda dan tua. Mentimun merupakan tanaman yang sering dibudidayakan petani yang memiliki nilai ekonomis yang lumayan menjanjikan. Kebanyakan petani menanam mentimun setelah tanaman utama: seperti cabai, melon, dll. 

Mentimun biasanya ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija atau  sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun

Dalam budidaya mentimun masalah yang dihadapi adalah karena sebagian besar tanaman mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan dengan bunga betina sehingga produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan pemupukan yang berimbang, dan pemangkasan untuk merangsang terbentuknya hormon. Untuk memacu pertumbuhan tanaman mentimun diperlukan unsure NPK dimana N akan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan pemupukan akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif. 

Mentimun merupakan komoditas pertanian yang memiliki harga yang fluktuatif. Tanaman mentimun merupakan tanaman semusim yang mudah dibudidayakan dan dapat menghasilkan timun yang maksimal  tentu dengan cara dan metode budidaya yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang bagaimana teknis dan metode yang tepat menanam mentimun, sehingga menghasilkan mentimun yan baik, hasilnya maksimal dan bernilai.  

Percobaan ini dialaksanakan dengan beberapa tahapan yang terdiri dari:

1 Persiapan Lahan
  
Pemlihan lokas
 Memilih lokasi yang memiliki tanah subur, lahan terbuka / tidak ternaungi, pH 6-7, cukup air.

Pengolahan Lahan 
Lahan dibajak menggunakan hand traktor sebanyak 2x, ditambah pupuk kandang kemudian dirancah dan digaru. Dibuat bedengan dengan tinggi ±30 cm lebar 1 m kemudian ditambahkan NPK serta dolomite disusul pemasangan mulsa dan pemberian lubang tanam dengan jarak tanam 50 x 60 cm.

1.      Persemaian
Sebelum semai benih direndam atonik 1 jam dan diperam selama 1 x 24 jam diletakkan dikotak inkubasi. Setelah kecambah benih ditanam pada tray / media semai. Disiram pagi dan sore serta pengendalian HPT 1x. Bibit disemai selama 5-6 hari

1.      Penanaman
Lubang ditugal serta diberikan fungisida dan furadan sesuai dosis. Bibit ditanam setelah berumur 5 – 6 HSS, jarak tanaman 50 x 60 cm, jumlah 1 bibit / lubang tanam, setelah itu disiram dan diberi ajir.  

 Pemasangan lanjaran 
Lanjaran dipasang setelah tanaman umur 4 HST dengan bentuk tegak sirkulasi udara baik, dan posisi cabang tidak saling menaungi, disusul pemasangan gawar.  

 Pewiwilan 
Pewiwilan dialkukan mulai umur 10-15 HST, diwiwil hingga ruas ke-5, tujuannya agar buah dapat terbentuk sempurna.  

Penyiangan dan Pemangkasan 
Penyiangan dilakukan ketika gulma mulai tumbuh diekitar tanaman sesuai kondisi lapang, dan pemangkasan dilakukan ketika daun tua/ terserang penyakit

Pemupukan 
Pemupukan dilakuakan sebelum tanaman menggunakan pupuk kandang 12 kg/plot, dolomit secukupnya dan NPK mutiara 15 g/lubang. Pemupukan pertama diberikan saat umur 7 HST dengan NPK mutiara 10 g/tan ditambah KNO3 Merah 10 g/L dikocor, pada umur 14 dikocor KNO3 Merah 3 g/L, pada umur 21 diberikan NPK mutiara 15 g/tan dan dikocor KNO3 Merah 20 g/L, pada umur 28 HST dikocor dengan KNO3 Putih 3 g/L, pada umur 35 HST dipupuk dengan NPK mutiara 20 g/L dan dikocor dengan KNO3 putih 20 g/L. disamping itu diberikan pupuk daun mamigro 2 cc/l umur 21-35 HST dan disemprot ZPT hopsanol 2cc/l umur 7-14 HST.

Pengairan  
Pengairan dilakukan dengan menggenangi setengah bedengan saat umur 7 dan 22 HST disesuaikan dengan kapasitas lapang