Sunday 29 December 2013

Komponen Pulp



Secara kimia komponen yang berpengaruh terhadap kualitas pulp adalah (Putra, 2008):

a) Selulosa
Selulosa adalah komponen utama dari kayu dan merupakan polisakarida linier dengan rantai yang cukup panjang yang terdiri dari glukosa-glukosa yang berhubungan satu sama lain. Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan struktur dasar sel-sel tanaman. Di dalam kayu selulosa terikat oleh lignin dan pemisahanya memerlukan perlakuan kimia. 

b) Lignin
Lignin merupakan polimer yang kompleks yang tersusun dari unit-unit phenylpropana, amorf, bersifat aromatis dengan densitas 1,3 dengan indeks bias 1,6. Kadar lignin dalam kayu 20%-30%. Lignin merupakan bagian yang tidak diinginkan dalam pulp, sehingga harus dihilangkan atau diputihkan sesuai mutu pulp yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh lignin yang mempunyai sifat menolak air dan kaku sehingga kandungan lignin dalam pulp akan menyulitkan penggilingan. Menurut Edy (2009), sebagian pulp akan stabil dan biasanya bertahun-tahun kemudian baru akan berubah menjadi kuning. Sebagian lagi hanya dalam hitungan bulan akan berubah menjadi kuning dan bahkan yang dalam hitungan hari sudah berubah. Lignin bukan penyebab utama pada perubahan warna ini jika pulp hanya mengandung sedikit lignin. Tetapi jika lignin yang terkandung dalam jumlah besar dapat menjadi penyebab utama dalam perubahan warna pulp

c) Panjang Serat
  Menurut Tamolang dan Wangaard dalam Pasaribu dan Tampubolon (2007), bahwa semakin panjang serat kayu maka pulp yang dihasilkan memiliki kekuatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh serat yang panjang memberikan ikatan lebih baik antara serat yang satu dengan lainnya. Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk ketahanan sobek, ketahanan tarik dan daya lipat. 
  Serat yang panjang juga akan  memberikan pengaruh yang baik pada daya tenunnya.  Jika seratnya panjang, maka ikatan antar serat akan kuat dan tidak mudah lepas.  Selain itu kekuatan lipat dari kertas akan tinggi. Bilangan runkel merupakan perbandingan dari dua kali tebal serat dengan diameter lumen.  Indikator ini terutama digunakan untuk menilai kualitas serat sebagai bahan baku pulp dan kertas (Sutiya dkk., 2012). Panjang serat juga mempunyai peran langsung terhadap sifat kekuatan kertas, hal ini karena panjang serat berhubungan dengan ikatan antar serat yang satu dengan yang lainya. Semakin panjang serat maka akan memberikan hasil yang lebih  baik terhadap kekuatan kertas (Budi, 1995).