1. ABDUL LATIEF Sukses Berbisnis Dg Gaya Modis
2. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) Sukses Dg Bisnis Ahlaq
3. ALIM MARKUS - Penmebak Burung Group Maspion
4. ARIFIN PANIGORO Raja Minyak Dan Politikus
5. Aristoteles Onassis
6. Bambang Nuryatno Rachmadi Mr. Tonny Mcdonald s Indonesia
7. Bill William h. Gates Bigg Boss Microsoft
8. Bob Sadino
9. Chairul Tanjung Sukses Bisnis Di Saat Krisis
10. Ciputra Maestro Real Estate Indonesia
11. Conrad Nicholson Hilton Kiprah Si Raja Hotel Dunia
12. Dewi Motik Pramono Putri Ayu Bisnis Indonesia
13. EKA TJIPTA WIJAYA Saya Belajar Dipinggir Jalan
14. FADEL MUHAMMAD Strategi Yg Baik Mampu Menciptakan Pasar Bisnis
15. Gordon Moore Robert Noyce Andrew Grove Microsoft Intel
16. HARI DHARMAWAN Legenda Bisnis Matahari
17. HELMUT WERNER Membangun Brand Mercedes Nenz
18. Helmy Siapa Berani Yahya Sukses Bisnis Raja Kuis
19. HENRY FORD Penemu Mobil Amerika
20. JACK WELCH Revolusioner Bisnis General Electric
21. Jacob Oetama
22. Jerry Yang & David Filo OWNER YAHOO
23. Joseph Mr. Joger Theodorus Wulianadi Pemilik Joger T-shirt Bali
24. Kolonel Harland Sanders
25. LIEM SIOE LIONG Membangun Kerajaan Dagang Dunia
26. MARIMUTU SINIVASAN
27. MARIUS C59 WIDYARTO Sukses Berbisnis Dg Desain Krea0ti
28. Matsushita Konosuke
29. MOCHTAR RIADY
30. MOORYATI SOEDIBYO Ketekunan Kerja Penjual Jamu
31. PUSPO WARDOYO Sukses Berbisnis Dg Manajemen Konflik
32. Raymond Kroc Mcdonald Dan Globalisasi Industri Fastfood
33. Sam Walton Wal-mart Dan Pemberian Diskon Amerika
34. Soichiro Honda
35. Steve Jobs
36. Sukamdani Sahid g
37. Surya Paloh Sukses Anak Kolong Dalam Bisnis Media
38. Walt Disney
Thursday, 23 January 2014
Saturday, 11 January 2014
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah
perencanaan dan pengorganisasian orang, bahan, mesin, dan peralataan serta
modal yang diperlukan untuk memproduksi barang- barang pada periode tertentu.
Tujuan perencanaan produksi adalah untuk dapat memproduksi barang- barang dalam
waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang
dikehendaki serta keuntungan maksimum (Assauri, 1999). Perencanaan perlu
dipadukan dengan kebutuhan operasi untuk memenuhi profitabilitas bisnis dan
tujuan pasar dan menyediakan keseluruhan kerangka kerja yang diinginkan dalam
mengembangkan pengendalian jadwal produksi dan dalam mengevaluasi kapasitas dan
kebutuhan sumber daya (Saharidis et al.,
2003).
Dalam usaha untuk mencapai
tujuan, perencanaan produksi bertugas mengkoordinasikan bagian produksi dan
bagian- bagian lainnya di perusahaan agar rencana produksi yang disusun benar-
benar mencerminkan keadaan dan kemampuan perusahaan sehingga dapat ditentukan
barang apa yang akan diproduksi, jumlah tenaga kerja, bahan- bahan, dan
peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut (Mosca et al., 2005). Menurut Anis dkk (2007),
pemaksimalan volume produksi dengan tujuan memenuhi jumlah permintaan konsumen,
sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Perencanaan produksi
merupakan bagian dari perencanaan operasional dalam perusahaan yang
mempertimbangkan optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang
paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut.
Perencanaan produksi juga
akan menentukan skala usaha yang biasanya ditentukan oleh besar kecilnya
kapasitas nyata dari produksi yang direncanakan. Kapasitas nyata dari suatu
kegiatan industri menunjukkan besarnya output
produksi dan memberikan gambaran tentang besarnya input produksi (Husnan, 1999). Menurut UU No 9/ 1995 tentang usaha
kecil, jenis usaha memiliki asset
kurang dari 200 juta dan memiliki omzet
tahunan kurang dari 1 Milyar, sedangkan menurut Biro Pusat Statistik skala
usaha, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu usaha mikro atau rumah tangga dengan
tenaga kerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga keluarga yang tidak dibayar,
usaha kecil dengan pekerja 5-19 orang, dan usaha menengah dengan pekerja 20-99
orang.
Kapasitas produksi
dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output
yang dapat diproduksi dalam satu satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi
ditentukan oleh kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti kapasitas mesin,
kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, dan kapasitas modal (Yamit,
2003). Besarnya kapasitas produksi merupakan parameter penting yang dapat
dipakai sebagai masukan dalam perhitungan aspek finansial, dan juga ditentukan
oleh kemungkinan market share yang
dapat diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dari peralatan yang
dimiliki (Husnan, 2002).
Penggandaan Skala (Scale Up)
Scale up adalah
sebuah pekerjaan yang mendapatkan hasil produksi yang identik (jika
memungkinkan) pada skala produksi yang lebih besar berdasarkan skala produksi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Walaupun tidak disebutkan, definisi scale up diatas mengasumsikan bahwa
peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan peralatan yang secara fisik
lebih besar dari peralatan produksi yang digunakan sebelumnya (Valentas et al., 1991).
Terdapat banyak
masalah besar yang berhubungan dengan proses scale up dimana analisis dimensional tidak dapat diaplikasikan
menyangkut analisis dari pengaruh variabel proses pada kebanyakan kualitas
produk. Sebuah proses scale up yang
tepat harus mempertimbangkan proses berikut ini (Valentas et al., 1991):
1. Menentukan
hasil proses produksi yang diinginkan
2. Menentukan
kriteria scale up awal, sebagai
parameter yang membuat hasil proses yang diinginkan sesuai dengan skala
sebelumnya.
3. Menentukan
kriteria kedua (secondary criteria)
untuk proses scale up, yaitu perubahan
secara mekanik dan fisik pada skala yang harus diketahui berdasarkan
kriteria utama scale up.
Scale up erat hubungannya
dengan pengembangan, manufaktur, dan kualitas, khususnya untuk
mendokumentasikan semua produk yang prosesnya spesifik dan mentransfernya ke
fasilitas manufaktur. Scale up juga sangat mempengaruhi dalam penerapan pilot plant.
Penggandaan skala (scale up)
merupakan tindakan menggunakan hasil penelitian yang diperoleh dari
laboratorium untuk mendesain prototipe produk dan proses dalam sebuah pilot
plant (Hulbert, 1998).
Pengembangan produk (sumber dan formulasinya), pengujian unit operasi, pengembangan kinerja dari alat, dan penentuan
titik kritis proses diperlukan untuk
dapat melakukan penggandaan skala. Proses penggandaan skala membutuhkan ketahanan
analisis dalam menentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan, diantaranya analisis terhadap kondisi operasi, desain, dan proses optimum.
Tahapan penerapan teknologi dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Adisuko, 2001)
Berdasarkan proses dan tingkat produksi yang diinginkan, penggandaan skala merupakan proses yang cukup sulit untuk diaplikasikan. Penggandaan skala merupakan proses menantang yang membutuhkan suatu perencanaan matang, fleksibel, dan pendekatan yang konsisten untuk meraih keberhasilan. Hal ini menyebabkan pergerakan produk dari tahap ke tahap akan menjadi lebih kompleks jika dijalankan dalam skala besar ini. Oleh karena itu, langkah yang harus diperhatikan dalam produksi skala besar diantaranya menentukan produk dan acuan paket termasuk definisi produk, ukuran, serta laju produksi (Scott, 2007)
Berdasarkan proses dan tingkat produksi yang diinginkan, penggandaan skala merupakan proses yang cukup sulit untuk diaplikasikan. Penggandaan skala merupakan proses menantang yang membutuhkan suatu perencanaan matang, fleksibel, dan pendekatan yang konsisten untuk meraih keberhasilan. Hal ini menyebabkan pergerakan produk dari tahap ke tahap akan menjadi lebih kompleks jika dijalankan dalam skala besar ini. Oleh karena itu, langkah yang harus diperhatikan dalam produksi skala besar diantaranya menentukan produk dan acuan paket termasuk definisi produk, ukuran, serta laju produksi (Scott, 2007)
Friday, 10 January 2014
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan Industri
Penjualan
adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis
yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna
mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba . Penjualan merupakan sumber hidup
suatu perusahaan,karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha
memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga
dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Sebagain besar volume industri
dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang berlaku di bidang perindustrian, yang
kaitannya dengan faktor keterjangkauan antara lokasi industri, bahan baku,
tenaga kerja dan pemasaran.
Bagi
perusahaan, penjualan merupakan sumber
utama pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dipergunakan perusahaan untuk membiayai segala kegiatannya
maupun untuk mengembangkan usaha. “Penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian program-program kontak muka, termasuk pengalokasian,
penarikan, pemilihan, pelatihan dan pemotivasian yang dirancang untuk mencapai
tujuan penjualan perusahaan”.
Lokasi
Industri
Mengenai lokasi
industri ini, Alfred Weber mengemukakan teorinya dimana dalam menentukan lokasi
industri didasarkan pada biaya
transportasi minimum. Weber dalam teorinya membedakan antara biaya transportasi
bahan mentah dari sumber bahan mentah ke lokasi produksi (assembly costs) dan
biaya transportasi pemasaran komoditi dari
tempat produksi ketempat penjualan (marketing costs). Secara
keseluruhan, biaya transportasi merupakan penjumlahan antara biaya pengangkutan
bahan mentah dan biaya pemasaran.
Lokasi
merupakan tempat di mana industri melakukan kegiatan kerja yang dalam
penentuannya tidak terlepas dari proses produksi maupun lokasi pasar yang
dilayani perusahaan tersebut. Faktor yang menentukan lokasi industri antara
lain (anonymus, ) :
1) Bahan mentah
2) Tenaga kerja
3) Pasar
4) Sumber-sumber
teknis dan produktif (air, listrik, dan lain-lain)
5) Alat
pengangkutan
6) Inducement
setempat ( birokrasi ).
Jenis Teknologi
yang digunakan
Dalam
studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi lingkungan, tidak bisa lepas dari konsep
lokasi. Lokasi merupakan konsep utama yang menjadi ciri khusus dari pengetahuan
geografi. Lokasi dapat dibedakan
antara lokasi absolut dan lokasi
relatif. Lokasi absolut suatu wilayah
atau tempat yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut garis lintang dan garis bujur. Sementara
lokasi relatif suatu wilayah atau tempat
oleh Nursid merupakan lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan berhubungan
tempat / wilayah itu dengan faktor alam
atau faktor budaya yang ada di sekitarnya.
Menurut
kotler yang di kutip oleh Tegu Ummu
Halimah (2005).Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau pengolahan barang
setengah jadi menjadi barang jadi
ataupun mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat. Pemilihan lokasi industri
ditetapkan berdasarkan bermacam-macam
orientasi. Keputusan lokasi yang bersangkutan, ada yang berorientasi kepada energi, tenaga
kerja, pasar, bahan baku, dan ada pula
yang berorientasi pada kemajuan teknologi. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama ditekan kepada
biaya transportasi yang terendah.
Dalam
menentukan lokasi suatu industri untuk memperoleh perkembangan memerlukan
perencanaan yang baik, karena berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Menurut
Weber, tiga faktor utama penentu lokasi
adalah material dan konsumsi, kemudian tenaga kerja. Semua itu ditimbang dengan
biaya transportasi, dengan menggunakan beberapa asumsi demikian: (a) hanya
tersedia satu jenis alat transportasi,
(b) tempat berproduksi ( lokasi pabrik )
hanya pada satu tempat, (c) jika ada beberapa bahan mentah, asalnya itu
dari beberapa tempat.(Halimah,2006).
Dengan
menggunakan tiga asumsi diatas, maka biaya transport akan tergantung dari dua
hal: bobot barang dan jarak pengangkutan. Jika yang menjadi dasar penentuan itu
bukan bobot, melainkan volume, maka yang menentukan biaya pengangkutan adalah
volume barang dan jarak pengangkutan. Penerapan teori
Weber di Indonesia menggunakan cara- cara sebagai berikut:
- Pemilihan wilayah secara umum, berdasarkan faktor dasar meliputi dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, tersedia fasilitas umum, serta kondisi iklim dan lingkungan .
- Memilih industri pada masyarakat tertentu dengan didasarkan pada tersedianya tenaga kerja yang cakap dalam jumlah dan sesuai skill yang dibutuhkan, tingkat upah yang murah, adanya kerja sama yang baik antara perusahaan yang ada, peraturan daerah yang menunjang dan kondisi kehidupan masyarakat yang mendukung.
- Memilih lokasi tetentu menyangkut luas tanah yang diperlukan untuk kegiatan industri, topografi daerah untuk kesesuaian bangunan dan kemudahan dalam transportasi barang- barang kebutuhan industry.
Untuk
menentukan efektifitas lokasi dapat digunakan pula teori lokasi Von Thunen.
Teori ini mempertimbangkan antara biaya produksi, biaya pengangkutan dan hasil
penjualan, dan di rumuskan:
K = N – (P+A)
Keterangan:
N = hasil produksi
P = biaya produksi
A = biaya pengangkutan
K = keuntungan
Bahan
Mentah/Bahan Baku
Bahan
baku merupakan bahan dasar yang penting
dalam usaha perindustrian.bahan baku merupakan faktor yang penting dalam proses
produksi.Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup berkesinambungan dan
harga yang relatif murah akan memperlancar produksi yang pada gilirannya akan
meningkatkan jumlah produksi. Industri berkepentingan
dengan tersedianya bahan baku / bahan mentah ataupun barang setengah jadi, dengan ketentuan mudah didapat, tersedianya
sumber yang dapat menunjang usahanya
untuk jangka panjang, harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan
artinya bila diolah hasilnya baik, dengan
biaya pengakutan murah atau layak. Bahan baku sebagai
bahan antara dalam kegiatan produksi perlu mempertimbangkan hal-hal yang
menyangkut .(Halimah,2006).:
- Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode
- Kelayakan harga barang
- Kontinuitas persediaan barang
- Kualitas bahan baku
- Biaya pengangkutan
Pertimbangan
bahan baku seperti mudah rusaknya bahan baku, ukuran berat, dan volume secara
langsung berpengaruh terhadap ongkos transportasi dan proses produksinya. Usaha
produksinya yang menggunakan bahan baku yang mudah rusak seperti ikan dan susu
akan lebih menguntungkan apabila memilih lokasi dekat dengan bahan baku dari
pada usaha produksi yang menggunakan bahan baku tahan lama seperti pembuatan
tempe. Untuk usaha produksi tempe, mengingat sifat tempe yang cepat rusak, maka
lebih tepat bila memilih lokasi dekat dengan pasar, meskipun biaya transportasi
tinggi. Begitu pula halnya dengan industri Syrup PT.Kartika Polaswasti
Mahardhika yang dalam produksinya dibutuhkan bahan-bahan yang mempunyai sifat tidak tahan lama, karena
dikhawatirkan akan cepat busuk, maka
lebih tepat memilih lokasi dekat dengan bahan baku.
Tenaga kerja
Terhadap
peningkatan kinerja tenaga penjualan. Studi Sengupta et.al.,(2000) menunjukkan
aktivitas tenaga penjualan merupakan bentuk rutinitas seorang tenaga penjualan
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, salah satu tugas dan tanggung
jawab seorang tenaga penjualan adalah mendorong tercapainya kinerja secara
menyeluruh dengan bersumber pada kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh
organisasi.
Dalam UUTK
anak didefenisikan sebagai setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas)
tahun (Pasal 1 angka 26). Lebih lanjut ditegaskan larangan untuk mempekerjakan
anak ditegaskan dalam Pasal 68 UUTK. Namun terdapat pengecualian untuk anak
yang berumur antara 13 (tiga belas) sampai 15 (lima belas) tahun dalam hal
melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan
kesehatan fisik, mental dan sosial dari anak tersebut (Pasal 69 ayat 1). Untuk
mempekerjakan anak sebagaimana dimaksud pengusaha diwajibkan untuk memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- memiliki izin tertulis dari orang tua atau wali;
- perjanjian kerja antara pengusaha dilakukan dengan orang tua atau wali;
- waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
- dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
- keselamatan dan kesehatan kerja;
- adanya hubungan kerja yang jelas; dan
- menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu
cakap dijabarkan dalam ketentuan KUHPerdata Pasal 1322 sebagaimana dijelaskan
pada uraian awal. Kecakapan seseorang dalam melakukan perbuatan hukum sangat
dilatarbelakangi oleh kemampuan pemenuhan hak dan kewajiban yang disepakati.
Terkait dengan kecakapan dalam melakuan perjanjian atau perikatan, dikenal
istilah schuld dan haftung. Sebagai 2 (dua) unsur pembentuk
kecakapan seseorang, schuld dikenal sebagai tanggung jawab hukum atas
pelaksanaan suatu prestasi oleh pihak yang berkewajiban sedangkan haftung
didefenisikan sebagai tanggung jawab atas penuntutan prestasi oleh pihak yang
berhak.
Dari uraian
contoh penegasan yang tercantum dalam Pasal 68 – 69 tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak selalu dianggap belum cakap untuk bertindak sebagai pihak
dalam suatu perjanjian. Pasal 1322
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) membatasi pengertian cakap
sebagai berikut:
- orang-orang yang belum dewasa menurut undang-undang;
- mereka yang ditaruh di bawah pengampuan (pengawasan)
- perempuan-perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan undang-undang dilarang untuk membuat persetujuan tertentu
Hal-hal yang
diuraikan diatas merupakan kemutlakan atas suatu perjanjian kerja. Pemenuhan
unsure-unsur tersebut dapat sangat berpengaruh secara normative terhadap
keabsahan suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja/buruh dan pengusaha
Secara kualitatif, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi
(Halimah,2006):
- Tenaga kerja terdidik, yakni tenaga kerja yang memerlukan pendidikan Dalam industri syrup ini tenaga kerja tersebut adalah bagian staf direksi dan karyawan dalam bagian-bagian tertentu yang memerlukan pendidikan terlebih dahulu.pendidikan terlebih dahulu.
- Tenaga kerja terlatih, yakni tenaga kerja yang memerlukan latihan-latihan terlebih dahulu, dalam industri syrup ini tenaga terlatih seperti: bagian pencucian, bagian mesin, bagian pemasangan logo, dan lainnya yang memerlukan latihan.
- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, dalam hal ini seperti pelayan, pesuruh dan sebagainya).
- Untuk dapat memilih tenaga kerja yang baik diperlukan persyaratantertentu, meliputi:
- Keahlian,mencakup pendidikan dan pengalaman .
- Umur.
- Jenis kelamin.
- Kondisi fisik dan kesehatan.
- Kejujuran dan kondisi mental
Adapun sistem upah
yang diberikan atau yang digunakan oleh pengusaha, yaitu: (1) upah menurut
waktu, yakni cara penetapan upah, dimana waktu kerja buruh merupakan ukuran
untuk menetapkan besarnya upah. Jadi tidak tergantung dari banyaknya prestasi
kerja yang telah.
Pemasaran
Pemasaran adalah
suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang
merekabutuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak ain.
Pilihlah Pasar sasaran KhususAda tiga jenis
pasar sasaran khusus, yaitu (kotler 2002):
- Pasar individual, adalah pasar yang memberikan layanan kepada individu-individu tertentu untuk memenuhi kebutuhan secara individual. Jenis pasar ini sangat cocok untuk perusahaan kecil dan menengah.
- Pasar khusus, yaitu pasar yang memberikan pelayanan khusus untukonsumen tertentu, misalnya petani, pegawai negeri, pedagang dasebagainya. Jenis pasar khusus sangat cocok untuk perusahan kecil.
Untuk mengetahui
kemajuan perusahaan dalam periode tertentu, dapat diketahui melalui volume
penjualan/hasil penjualan merupakan banyaknya jumlah barang/produk yang
berhasil dijual dalam periode waktu tertentu. Dengan mengetahui tingkat
penjualan diharapkan perusahaan mampu menganalisa dan meramalkan keuntungan dan
tingkat penjualan pada tahun-tahun yang akan datang.
Menurut Basu, (2000:17) konsep pemasaran adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Seluruh perencanaan
dan kegiatan perusahaan berorientasi pada konsumen/pasar. Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus :
- Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
- Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan
- Menentukan produk dan program pemasaran.
- Melaksanakan dan menentukan strategi yang paling baik apakah menitik beratkan pada mutu yang lebih tinggi, harga yang murah atau model menarik.
- Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
Dafatar Pustaka
Anonymous, ,Lokasi Industi .http://file.upi.edu/Direktori/B%20 %20FPIPS/JUR.%20PEND.%20GEOGRAFI/197210242001121%20-%20BAGJA%20WALUYA/GEOGRAFI_EKONOMI/Geografi%20Industri.pdf
diakses pada tanggal 28 November 2010
Anoymous, Proses Perencanaan Pemasaran.roses
perencanaan http://ums.ac.id/staf/mardalis/marketing/Bab%204%20Proses-Rnc-Pmasaran.pdf.
diakses pada tanggal 28 November
2010
Basu ,Swastha DH., (2000), Asas-asas Marketing, Edisi III, Yogyakarta : Liberty.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 1, Prenhalliinso,
Jakarta.
Halimah,ummu. 2005.
Tujuan Georafi Terhadap Volume Penjualan Industri.universitas Negri
Semarang. Semarang
Sengupta, Sanjit ., Robert E. Krapfel and Michael A.
Pusateri (2000),” An Empirical
Investigation of Key Account Salesperson Effectiveness “,Journal of Personal
Selling and Sales
Management,Vol. XX, No. 4 (Fall),p. 253-261
Subscribe to:
Posts (Atom)