Monday 23 December 2013

Limbah Cair

 
Kolam Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Menurut Bishop (2000), limbah cair merupakan material sisa dari suatu proses produksi yang mengandung bahan-bahan organik maupun anorganik yang mempunyai karekteristik tertentu. Limbah cair industri berbeda satu sama lain dari segi komponen penyusun, konsentrasi, dan jumlah dari industri ke industri dan dari fasilitas ke fasilitas dalam industri. Limbah cair dapat bersifat asam atau alkali yang mengandung bahan-bahan organik, nutrien yang disebabkan adanya partikel atau padatan tersuspensi. Pada umumnya, limbah cair dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik fisik, kimia dan biologi (Nurika dkk, 2006).
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan (Siregar, 2005).
A. Karakteristik Limbah Cair
Menurut Siregar (2005), karakteristik limbah cair bisa dilihat dari sifat racunnya atau sifat-sifat yang dimiliki. Seperti sifat fisika, kimia dan biologis dengan melihat parameter yang diukur :
a.       Berdasar sifat racunnya (sangat beracun, moderat, kurang beracun dan tidak beracun).
b.      Berdasar sifat yang dimiliki dengan melihat parameter yang diukur yaitu :
1.      Fisika  (padatan total, kekeruhan, daya hantar listrik (DHL), bau, suhu, warna.
2.      Kimia (organik, anorganik dan gas).
3.      Biologis dengan melihat golongan mikroorganisme yang terdapat dalam limbah cair tersebut maupun organisme pathogen yang ada
Limbah cair kelapa sawit mengandung konsentrasi bahan organik yang relatif tinggi dan secara alamiah dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Limbah cair kelapa sawit umumnya berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu minyak  dengan kandungan BOD tinggi (Tobing,2000).
B. Proses Pengolahan Limbah Cair
Menurut Tobing (2000), limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) dihasilkan dari 3 tahap yaitu:
a.      Proses sterilisasi (pengukusan) untuk memudahkan perontokan  buah dari tandanya, mengurangi kadar air untuk inaktifasi enzim lipase dan oksidase
b.      Proses exstraksi minyak untuk
c.      Proses pemurnian (klarifikasi) untuk membersihkan minyak dari kotoran lain.
Sedangkan menurut Tobing (2000), teknik pengolahan limbah cair yang biasanya diterapkan di PKS adalah :
1.      Kolam penampung (fatfit)
Kolam ini berguna untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun klarifikasi
2.      Unit Deoling Ponds
Limbah kemudian dimasukkan kedalam unit deoling ponds untuk dikutip minyaknya dan diturunkan suhunya dari 70-800C menjadi 40-450C menara atau bak pendingin.
C. Kolam pengasaman
Pada proses ini digunkan mikroba untuk menetralisir keasaman cairan limbah. Pengasamaan bertujuaan agar limbah yang mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi dalam suasana anaerobik. Limbah cair dalam kolam mini mengalami asidifikasi yaitu terjadinya kenaikan konsentarasi asam-asam yang mudah menguap. Waktu penahanan hidrolis (WHP) limbah cair dalam kolam pengasaman ini selama 5 hari. Kemudian sebelum diolah kedalam unit pengolahan limbah kolam anaerobik, limbah dinetralkan terlebih dahulu denga menambahkan kapur tohor hingga mencapai ph antara 7,0-7,5.
3.      Kolam Anaerobic Primer
Pada proses ini memanfaatkan mikroba dalam suasana anaerobik atau aerobik untuk merombak BOD dan biodegradasi bahan organik menjadi senyawa asam dan gas. WPH dalam kolam mini mencapai 40 hari.
4.      Kolam Anaerobic Sekunder
Adapun WHP limbah dalam kolam ini mencapai 20 hari. Kebutuhan lahan untuk kolam anaerobik primer dan skunder mencapai 7 hektar untuk PKS dengan kapasitas 30 ton TBS/Jam.
5.      Kolam Pengendapan.
Kolam pengendapan ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur-lumpur yang terdapat dalam limbah cair. WHP limbah dlam kolam ini berkisar 2 hari. Biasanya ini merupakan pengolahan terkhir sebelum limbah dialirkan kebadan air dan diharapkan pada kolam mini limbah sudah memenuhi standar baku mutu air sungai