Monday 23 December 2013

Pengendalian Mutu

Menurut Assauri (2004), secara garis besar, pengendalian mutu dapat dikelompokkan ke dalam dua tingkatan, yaitu :
a. Pengendalian Selama Pengolahan (Proses)
Banyak cara-cara pengendalian mutu yang berkaitan dengan proses yang teratur. Contoh-contoh atau sample dari hasil diambil dalam jarak waktu yang sama dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Pengawasan dari proses harus berurutan dan teratur. Menurut Muhandri (2006), apabila input dan proses baik (terkendali) maka output akan baik juga (terkendali). Sebaliknya apabila output tidak baik, salah satu input atau proses tidak baik (tidak terkendali). Beberapa cara dilakukan untuk mengendalikan proses yaitu melakukan pengendalian otomatis, menyusun dan melatihkan prosedur-prosedur kerja yang digunakan karyawan untuk melakukan tugasnya, memeriksa dan mengukur kinerja proses, melakukan analisis dan memberi umpan balik kepada perbaikan input dan kondisi proses.
b. Pengendalian atas Barang/Hasil yang Telah Diselesaikan
Walaupun telah diadakan pengendalian mutu dalam tingkat-tingkat proses, tapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik. Untuk menjaga agar barang yang rusak tidak lolos dari pabrik sampai ke konsumen, maka diperlukan adanya pengendalian atas produk akhir.