Secara kimia komponen yang
berpengaruh terhadap kualitas pulp
adalah (Putra, 2008):
a) Selulosa
Selulosa adalah komponen
utama dari kayu dan merupakan polisakarida linier dengan rantai yang cukup
panjang yang terdiri dari glukosa-glukosa yang berhubungan satu sama lain.
Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu
keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan struktur dasar
sel-sel tanaman. Di dalam kayu selulosa terikat oleh lignin dan pemisahanya
memerlukan perlakuan kimia.
b) Lignin
Lignin merupakan polimer
yang kompleks yang tersusun dari unit-unit phenylpropana,
amorf, bersifat aromatis dengan densitas 1,3 dengan indeks bias 1,6. Kadar
lignin dalam kayu 20%-30%. Lignin merupakan bagian yang tidak diinginkan dalam pulp, sehingga harus dihilangkan atau
diputihkan sesuai mutu pulp yang
diinginkan. Hal ini disebabkan oleh lignin yang mempunyai sifat menolak air dan
kaku sehingga kandungan lignin dalam pulp
akan menyulitkan penggilingan. Menurut Edy (2009), sebagian pulp akan stabil dan biasanya
bertahun-tahun kemudian baru akan berubah menjadi kuning. Sebagian lagi hanya
dalam hitungan bulan akan berubah menjadi kuning dan bahkan yang dalam hitungan
hari sudah berubah. Lignin bukan penyebab utama pada perubahan warna ini jika pulp hanya mengandung sedikit lignin.
Tetapi jika lignin yang terkandung dalam jumlah besar dapat menjadi penyebab
utama dalam perubahan warna pulp.
c) Panjang
Serat
Menurut Tamolang dan Wangaard dalam Pasaribu dan Tampubolon (2007), bahwa semakin panjang serat kayu maka pulp yang dihasilkan memiliki kekuatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh serat yang panjang memberikan ikatan lebih baik antara serat yang satu dengan lainnya. Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk ketahanan sobek, ketahanan tarik dan daya lipat.
Serat yang panjang juga akan memberikan pengaruh yang baik pada daya tenunnya. Jika seratnya panjang, maka ikatan antar serat akan kuat dan tidak mudah lepas. Selain itu kekuatan lipat dari kertas akan tinggi. Bilangan runkel merupakan perbandingan dari dua kali tebal serat dengan diameter lumen. Indikator ini terutama digunakan untuk menilai kualitas serat sebagai bahan baku pulp dan kertas (Sutiya dkk., 2012). Panjang serat juga mempunyai peran langsung terhadap sifat kekuatan kertas, hal ini karena panjang serat berhubungan dengan ikatan antar serat yang satu dengan yang lainya. Semakin panjang serat maka akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekuatan kertas (Budi, 1995).
Menurut Tamolang dan Wangaard dalam Pasaribu dan Tampubolon (2007), bahwa semakin panjang serat kayu maka pulp yang dihasilkan memiliki kekuatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh serat yang panjang memberikan ikatan lebih baik antara serat yang satu dengan lainnya. Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk ketahanan sobek, ketahanan tarik dan daya lipat.
Serat yang panjang juga akan memberikan pengaruh yang baik pada daya tenunnya. Jika seratnya panjang, maka ikatan antar serat akan kuat dan tidak mudah lepas. Selain itu kekuatan lipat dari kertas akan tinggi. Bilangan runkel merupakan perbandingan dari dua kali tebal serat dengan diameter lumen. Indikator ini terutama digunakan untuk menilai kualitas serat sebagai bahan baku pulp dan kertas (Sutiya dkk., 2012). Panjang serat juga mempunyai peran langsung terhadap sifat kekuatan kertas, hal ini karena panjang serat berhubungan dengan ikatan antar serat yang satu dengan yang lainya. Semakin panjang serat maka akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekuatan kertas (Budi, 1995).