Kertas seni dapat dibuat
dari berbagai macam serat tanaman, tetapi dalam proses pembuatanya diperlukan
pemasakan dan bahan kimia alkali (soda) untuk memisahkan seratnya. Tahapan
proses pembuatan kertas seni meliputi pemisahan serat dari daun, pulping,
penggilingan, pencampuran, pencetakan, dan pengeringan. Pemisahan serat dapat
dilakukan secara mekanik menggunakan alat dekortikator mini. Pulping merupakan
proses ekstraksi selulosa yang dapat dilakukan secara mekanis, kimia, biologis,
maupun kombinasinya (Onggo, 2004). Pembuatan kertas seni dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses pulping
dan proses pembuatan kertas.
2.5.1 Pulping
Pulping merupakan suatu proses dimana
kayu/bahan baku berserat lainnya diperkecil ukuranya sehingga menjadi suatu
massa serat (Smook, 1994). Tujuan utama pembuatan pulp adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan
secara mekanis, kimia dan semikimia. Metode pembuatan pulp dengan proses kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu metode
proses basa (proses soda dan proses sulfat) dan proses asam (proses sulfit)
(Fengel dan Wegener, 1995). Pada
prinsipnya proses pulping merupakan usaha
untuk mendapatkan serat dengan cara melarutkan lignin semaksimal mungkin.
Tujuan utama dari proses pulping
adalah mendapatkan serat sebanyak mungkin yang diindikasikan dengan nilai
rendemen yang tinggi dan kandungan lignin seminimal mungkin (Saenah, 2002).
Menurut Onggo (2004),
proses pulping yang optimal untuk
serat tanaman non kayu adalah proses alkali menggunakan NaOH. Selulosa bersifat
tidak larut dalam alkali NaOH, sedangkan lignin, hemiselulosa, pektin dan
komponen serat lainya bersifat larut. Kertas yang dihasilkan dalam proses ini
adalah kertas dengan derajat putih yang rendah (kecoklatan), memiliki sifat
kuat, tetapi memiliki kualitas cetak yang kurang bagus (Smook, 1994).
Semakin besar konsentrasi
NaOH yang digunakan
pada proses pulping,
semakin banyak pula lignin yang
terdegradasi (Montane et al.,1994). Lignin yang telah terdegradasi akan bereaksi dengan
larutan pemasak sehingga menyebabkan warna pulp
yang dihasilkan akan menjadi gelap (Solechudin dan Wibisono, 2002). Oleh karena itu perlu adanya
proses bleaching untuk menghilangkan
kandungan lignin didalam pulp
sehingga diperoleh kecerahan warna yang tinggi dan stabil (Greschik,
2008).
Selama ini bleaching banyak menggunakan senyawa klor seperti klorin atau klor
dioksida (Van Daam, 2002).
Kelemahan senyawa klor sebagai bahan pemutih (bleaching agent) adalah sifatnya yang beracun dan tidak ramah
lingkungan (Bjorklund, 2008).
Salah satu bahan pemutih yang ramalingkungan adalah H202
(Hidrogen peroksida). Hidrogen peroksida telah banyak digunakan sebagai
pengganti senyawa klor pada proses pemutihan pada industri pulp. Hidrogen peroksida mempunyai kelebihan yaitu sifatnya yang
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan oksidator lain karena peruraiannya
hanya menghasilkan air dan oksigen (Filho and Ulrich, 2002) dan kekuatan oksidatornya pun dapat
diatur sesuai kebutuhan (Potucek
and Milichovsky, 2000).
2.5.2 Pembuatan Kertas Dari Pulp
Serat-serat dari proses pulping dapat dibilas dengan menggunakan
air bersih agar kandungan tanah, minyak, soda dan pemutih hilang. Gumpalan
serat tersebut dapat diproses dengan blender agar didapatkan pulp yang lebih halus (Malo, 2004). Penggilingan
adalah suatu proses yang sangat penting dalam pembuatan kertas, karena kertas
yang dibuat dari pulp yang tidak
digiling kekuatannya rendah, berbulu dan terlalu berpori. Tetapi dengan pulp yang sudah digiling akan diperoleh
kertas dengan kekuatan yang tinggi, padat, formasi jalinan lebih baik dan
sifat-sifat lainnya sesuai dengan spesifikasi kertas yang diinginkan. Selama
proses penggilingan berlangsung, serat di dalam air mengalami penyikatan,
pengkoyakan, pemukulan, penggosokan ataupun penekanan, sehingga ikatan antar
serat menjadi terbuka dan terjadilah hidrasi fibril (Abidin, 2010).
Pulp
yang sudah dibuat dapat diolah lagi dengan bahan-bahan penolong seperti perekat
damar, kaolin, talk, gips, kalsium
karbonat dan zat warna. Untuk kemudian diproses menjadi kertas melalui alat
pembentuk kertas dan mesin pengering (Sukundayanto, 2004). Pada pembuatan pulp secara manual biasanya bahan
dihancurkan secara mekanis dan ditambahkan perekat pada pulp menjelang proses pencetakan. Perekat yang digunakan dapat
berupa larutan kanji yang telah dipanaskan ataupun perekat lainnya yang efektif
dan mudah untuk digunakan.
Tahap terakhir adalah pembentukan kertas (forming), yaitu dengan mencetak bubur kertas sesuai dengan bentuk
pada desain yang telah dibuat. Menurut Malo (2004), pencetakan dimulai setelah pulp siap dengan menyatukan kedua
cetakan/bingkai secara bersamaan (bingkai dengan screen berada dibawah, sedangkan bingkai kosong berada diatas),
kemudian dimasukkan dalam bak berisi bubur kertas sampai tenggelam. Cetakan
kosong diangkat
dan cetakan ber-screen dengan pulp
diatasnya dijemur di bawah terik matahari dengan posisi mendatar.
Tahapan pembuatan kertas seni:
1. Pulp pelepah nipah dan kardus bekas, ditimbang sebanyak 10 gram. Dimasukan kedalam blender ditambahkan dengan 200 ml
air untuk kemudian diblender selama ± 2 menit hingga bubur menjadi homogen.
2.
Bubur
serat hasil pemblenderan dicampur perekat (PVAc) dengan komposisi 2% (b/b) dari total bahan baku,
kemudian diblender selama ± 1 menit.
3.
Bubur
serat yang telah dicampur dengan perekat dituang pada screen 60 mesh ukuran 15
x 20 cm yang sudah diberi midangan screen,
diletakkan ke dalam bak berisi air untuk mempermudah proses tersebut. Kemudian pulp diratakan serta diaduk-aduk
menggunakan tangan agar pulp tidak
menggumpal.
4.
Setelah
merata, screen diangkat
perlahan-lahan dengan posisi mendatar hal ini dilakukan untuk mencegah ketebalan
kertas yang tidak merata, kemudian angkat midangan screen dari screen. Kertas
hasil cetakan yang masih basah ditutup dengan kain saring, lapisi dengan plat
triplek dan ditiriskan dengan bantuan spons. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah pelepasan kertas hasil cetakan.
5.
Lepaskan kertas seni dari screen lalu dipres menggunakan pengepres
untuk meratakan dan mengurangi kadar air pada kertas seni
6.
Kertas
seni yang sudah dipres lalu dikeringkan menggunakan oven selama ± 120 menit dengan suhu ± 80ÂșC (sampai kadar air 5%).
7.
Kertas
yang sudah kering pada screen dapat
dilepas dan dirapikan bagian tepinya dengan menggunakan gunting.